Siapa Menentukan Kelas Hotel di Indonesia?

Siapa menentukan kelas hotel di Indonesia? Mulai kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, hingga evaluasi dan sertifikasi internasional

Ketika akan menginap di hotel, kita diberikan pilihan berbagai kelas hotel, mulai bintang 1, 2, 3, 4, hingga tertinggi bintang 5. Hotel bintang 1 dengan kesederhanaan fasilitas, tentu memiliki harga sewa kamar paling rendah. Kemewahan di The Ritz-Carlton Jakarta yang merupakan hotel bintang 5, tentu menawarkan hal pada level yang berbeda. Pernahkah Anda penasaran tentang siapa menentukan kelas hotel di Indonesia?

Siapa Menentukan Kelas Hotel itu?

Kelas hotel misalnya bintang 5, tentu tidak ditentukan dengan sembarangan, apalagi oleh pihak yang tidak berkompeten. Untuk itu, diperlukan diperlukan tidak hanya satu lembaga yang memberikan acuan teknis terkait penilaian hotel, diantaranya:

1. Entitas Penentu Klasifikasi Hotel di Indonesia

Terdapat paling tidak 4 entitas yang memang saling mengisi dalam menentukan kelas hotel di Indonesia, yaitu:

  • Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Kementerian ini, melalui Direktorat Jenderal Pariwisata, memiliki peran sentral dalam menetapkan standar dan kriteria hotel.
  • Badan Standardisasi Nasional (BSN): BSN turut memberikan acuan teknis mengenai standar operasional dan fasilitas yang harus dipenuhi oleh hotel, termasuk aspek keamanan, kebersihan, dan kenyamanan.
  • Asosiasi Industri Hotel dan Restoran: Sektor swasta juga berperan dalam memberikan masukan mengenai tren pasar dan ekspektasi konsumen, sehingga standar yang ditetapkan tidak hanya memenuhi persyaratan administratif, tetapi juga selaras dengan harapan tamu internasional.
  • Tim Penilai Profesional: Setelah standar ditetapkan, tim penilai yang terdiri dari para ahli di bidang hospitality akan melakukan inspeksi dan evaluasi langsung ke lokasi hotel.

2. Siapa Menentukan Kelas Hotel lewat Dasar Aturan yang Digunakan

Penentuan kelas hotel di Indonesia didasarkan pada sejumlah peraturan nasional yang mengacu pada standar internasional, yaitu:

  • Peraturan Menteri Pariwisata: Beberapa peraturan menteri telah diterbitkan untuk mengatur klasifikasi hotel dalam berbagai aspek. Diantaranya,seperti fasilitas, pelayanan, kebersihan, dan keamanan.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP): Hotel yang ingin mendapatkan sertifikasi bintang 5 harus mengikuti SOP yang telah dirumuskan, mencakup prosedur operasional harian dan manajemen krisis.
  • Kriteria Fisik dan Non-Fisik: Pedoman ini tidak hanya menilai aspek bangunan dan infrastruktur, tetapi juga layanan yang diberikan kepada tamu. Hal ini mencakup kualitas layanan front office, keramahtamahan staf, dan pengalaman personal yang ditawarkan kepada setiap pengunjung.
  • Acuan Internasional: Untuk menjaga daya saing di pasar global, pedoman klasifikasi hotel di Indonesia juga mengacu pada standar internasional, seperti yang diterapkan oleh World Tourism Organization (UNWTO).

3. Kriteria Persyaratan Kelas Hotel

Untuk bisa mendapatkan label sebagai hotel bintang 5 misalnya, maka hotel harus mampu memenuhi berbagai persyaratan yang tidak hanya fisik, tetapi hingga ke kenyamanan tamu:

  • Fasilitas Mewah dan Lengkap: Hotel bintang 5 harus menyediakan fasilitas kelas atas seperti suite eksklusif, spa mewah, pusat kebugaran, kolam renang yang dirancang dengan apik, serta restoran berbintang. Setiap fasilitas tersebut harus dikelola dengan standar operasional yang tinggi.
  • Layanan Personal dan Profesional: Layanan 24 jam, concierge yang siap membantu, layanan kamar premium, dan staf yang terlatih dalam bahasa asing merupakan keharusan. Hotel juga harus menyediakan layanan tambahan seperti transportasi eksklusif dan fasilitas untuk pertemuan bisnis.
  • Infrastruktur dan Teknologi Terkini: Bangunan hotel harus dirancang dengan estetika yang modern dan didukung oleh teknologi canggih, mulai dari sistem keamanan digital, hingga akses internet berkecepatan tinggi.
  • Kebersihan dan Keamanan: Standar kebersihan harus dijaga secara ketat, tidak hanya di area publik, tetapi juga di kamar tamu mendapat pengawasan 24 jam.

4. Siapa Menentukan Kelas Hotel lewat Evaluasi dan Sertifikasi

Setelah dokumen dilengkapi, maka dalam menentukan kelas hotel harus diadakan kunjungan supervisi lapangan oleh tim, dengan rincian:

  • Inspeksi Lapangan: Tim penilai akan melakukan kunjungan mendadak maupun terjadwal ke hotel untuk memastikan bahwa semua fasilitas dan layanan sesuai dengan standar.
  • Penilaian Berdasarkan Check List: Selama inspeksi, penilai menggunakan check list yang telah distandarisasi untuk mengukur kinerja hotel di berbagai aspek.
  • Penerbitan Sertifikat: Setelah evaluasi selesai dan memenuhi kriteria, hotel akan diberikan sertifikat yang menyatakan bahwa mereka telah mencapai standar bintang 5.

5. Siapa Menentukan Kelas Hotel di Dunia

Penentuan kelas hotel di dunia lebih kompleks variasi aturannya. Meski demikian memiliki prinsip dasar yang mirip dengan penentuan hotel di Indonesia, yaitu:

  • Model Bintang di Eropa dan Amerika Utara: Di banyak negara Barat, klasifikasi bintang mengacu pada fasilitas yang tersedia. Kemudian tentang kualitas layanan, serta pengalaman tamu secara keseluruhan.
  • Sertifikasi dan Penghargaan Internasional: Selain sistem bintang, beberapa negara menggunakan sistem penghargaan seperti AAA Diamond Rating di Amerika Serikat. Bisa juga dari sistem pengakuan lainnya yang diakui secara internasional.
  • Pengaruh Budaya Lokal: Meskipun standar internasional menjadi acuan, beberapa negara juga menyesuaikan penilaian mereka dengan mempertimbangkan keunikan budaya dan tradisi setempat.
penentuan kelas hotel dunia dengan standar UNWTO

6. Tantangan Penyempurnaan Sistem Klasifikasi Hotel

Dalam menentukan kelas hotel, tentu harus dinamis mengikuti perkembangan zaman, diantaranya:

  • Adaptasi Terhadap Perkembangan Teknologi: Dengan kemajuan teknologi, hotel harus terus berinovasi agar tetap relevan. Hal ini termasuk integrasi sistem digital untuk reservasi, manajemen energi, dan keamanan.
  • Standarisasi Global vs. Kebutuhan Lokal: Meskipun acuan internasional memberikan panduan, penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi lokal. Di Indonesia, tantangan seperti perbedaan infrastruktur dan tingkat layanan di berbagai wilayah.
  • Peran Umpan Balik Tamu: Pengalaman dan masukan dari tamu menjadi indikator penting dalam evaluasi hotel. Umpan balik ini membantu menyempurnakan layanan dan memastikan bahwa standar yang diterapkan benar-benar mencerminkan kebutuhan dan harapan konsumen.
  • Audit dan Re-evaluasi Berkala: Untuk menjaga keabsahan dan relevansi sertifikasi, hotel bintang 5 harus menjalani audit berkala. Proses re-evaluasi ini memastikan bahwa hotel tetap memenuhi standar yang telah ditetapkan, dan memberikan ruang bagi perbaikan jika ditemukan kekurangan.
About arigetas 638 Articles
Family man. Ayah dua orang putra yang suka iseng, absurd, guyon receh serta hobi main badminton. Terkadang bisa serius.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*