Pengalaman Puasa di Thailand itu Bikin Kangen

Pengalaman Puasa di Thailand itu asyik unik berbeda menu sahur dan buka dengan di Indonesia

Sejak beberapa bulan lalu, aku sudah menetap di Indonesia. Setelah sekian lama aku ada di Thailand karena suatu urusan, tentu ada hal-hal yang aku kangen karenanya. Aku punya pengalaman puasa di Thailand yang ternyata unik untuk aku tulis kali ini

Pengalaman Puasa di Thailand Emangnya Beda?

Menjalani bulan ramadhan di luar negeri, merupakan hal yang belum tentu bisa dirasakan semua orang. Perbedaan saat puasa misalnya di Thailand, dibandingkan di Indonesia tentu ada banyak, meski kegiatannya sih relatif mirip ya. Tetapi entah kenapa, berpuasa di Thailand itu aku menemukan bahwa kita bisa beribadah itu murni dari hati dan bukan dari dorongan kanan kiri.

1. Sahur di Asrama dan Apartemen

Karena aku satu kamar dengan teman non muslim, maka yang bertugas membangunkan aku sahur adalah alarm handphone dan juga telepon dari keluarga. Diantara keduanya, alarm lebih ngaruh buat aku bangun, karena nada alarm yang lebih memekakkan telinga.

Ritual sahurku memang sangat sederhana. Selain karena anak kos, juga karena aku cowok yang malas ribet dalam memasak menu sahur. Aku biasanya membeli lauk sahur saat sore hari jelang berbuka puasa. Aku membeli sayur dan lauk yang matang di kantin kampus.

Lauk dan sayur tersebut aku bagi untuk dua kali makan, berbuka puasa dan sahur. Nasi pun juga sama, aku menanak nasi di rice cooker jam 5 sore untuk berbuka dan sahur.

Saat aku tinggal di asrama di dalam kampus, maka aku kadang tidak masak. Untuk nasi sahur? Aku tinggal ke minimarket 7 Eleven di lantai bawah untuk membeli nasi beku yang kemudian dipanaskan di microwave. Lauknya? Ada sosis beku juga di 7 Eleven 🙂

2. Lebih tangguh saat jalani hari puasa

Negara Thailand dominan pemeluk agama Buddha. Meski begitu, di Thailand selatan ada banyak pemeluk agama Islam yang juga puasa. Lantas bagaimana suasanya puasa saat siang hari di dalam kampus?

Teman-teman Thai yang tidak puasa ternyata menghormati banget kami yang puasa, dengan berusaha tidak makan dan minum di depan kami.

Untuk teman satu lab, aku sih sudah sampaikan, kita biasa aja. Silakan makan minum toh aku juga nggak kepingin ikutan makan minum.

Kantin kampus tetap buka seperti biasa dan kami literally beraktivitas seperti biasa, meski ada saja aroma ayam gongso asam pedas yang menggoda iman, eh hidung.

Ayam gongso asam pedas lengkap dengan telor ceplok sepertiga matang khas menu makanan thailand
Ayam gongso asam pedas+telor ceplok sepertiga matang

3. Saat berbuka itu menyenangkan!

Di kantin kampus, disediakan iftar alias menu buka puasa dari donatur Light of Islam. Saat azan maghrib dikumandangkan, ada menu kurma dan snack ringan plus aneka minuman segar.

Setelah membatalkan puasa, kami melangsungkan sholat maghrib berjamaah dan dilanjutkan dengan makan besar. Oh iya, menu makanan ini berganti-ganti lho.

Kadang kami makan makanan Thailand kemudian ada menu India, bangladesh dan tentu saja Indonesia. Sebuah pengalaman kuliner yang kebetulan sekali, bukan?

Ramadhan ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Songkhla

Salah satu momen menyenangkan menjalani puasa di Thailand adalah setiap Sabtu, kami pergi ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota Songkhla untuk berbuka, silaturahmi sekaligus sholat tarawih.

Perjalanan menuju Songkhla kami lakukan dengan menyewa tuktuk. Dari kota Hat Yai ke Songkhla, kami perlu membayar 600 Baht per tuktuk dari jam 5 sore hingga 10 malam.

Berbuka puasa hingga sholat IED di Konjen RI Songkhla itu kenyang dan menyenangkan
Berbuka puasa hingga sholat IED di Konjen RI Songkhla

Berbuka di Konjen RI Songkhla itu menyenangkan. Sangat menyenangkan malahan. Selain kami bisa puas makan makanan Indonesia, kami juga bisa membungkus untuk dimakan sahur 🙂

Sungguh anak kos modal irit banget bukan?

About arigetas 440 Articles
Family man. Ayah dua orang putra yang suka iseng, absurd, guyon receh serta hobi main badminton. Terkadang bisa serius.

7 Comments

  1. Kalau baca pengalaman orang berpuasa di LN itu kadang muncul rasa penasaran. Beberapa teman bahkan sengaja ngetrip saat Ramadan ya karena mau ngerasain uniknya puasa di negara tsb. 🙂

    Beruntung walau beda, tapi roommate atau teman2 lain support kegiatan ibadah puasa di sana ya mas 🙂

  2. Penuh tantangan ya Mas puasa di negeri orang, terlebih di negara yg mayoritas penduduknya non-muslim.
    Untung di Moo makanan halal tidak susah didapatkan ya Mas, Sevel dekat, Rochang juga dekat (gambar di bagian ‘2. Lebih tangguh saat jalani hari puasa’ itu masakan dari Roncang kah, Mas? Hehe. Duh jadi laper).

1 Trackback / Pingback

  1. Ramadhan di Luar Negeri yang Mengesankan The Journey

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*