Mengenalkan fotografi ke anak bisa dilakukan oleh siapapun Anda asal tahu caranya, bahkan tanpa menjadi seorang fotografer handal sekalipun. Situs Membahas Seni Fotografi ada banyak di dunia maya yang bisa dijadikan panduan dalam membuka dunia fotografi di benak anak Anda. Cara lengkapnya bagaimana?
Cara Sederhana Mengenalkan Fotografi ke Anak
Anda tidak perlu menjadi seorang Darwis Triadi, seorang fotografer handal yang sudah memiliki jam terbang tinggi dalam mengajarkan anak tentang dunia fotografi. Analogi yang sama juga berlaku misal Anda mengajari anak bermain badminton, Anda bukanlah Lin Dan kan?
Sebelum memutuskan mengenalkan anak tentang dunia fotografi, pastikan si kecil suka saat melihat hasil-hasil foto yang bagus, baik di media sosial maupun dari hasil jepretan Anda sendiri. Selanjutnya, di bawah ini beberapa cara sederhana mengenalkan fotografi ke buah hati Anda:
1. Kenalkan Dasar Fotografi dengan Bahasa Sederhana
Istilah di dalam dunia fotografi ada banyak dan terkesan teknis. Sebagai awalan, Anda bisa mengenalan cukup tentang bagaimana menghasilkan foto yang enak dilihat hasil fotonya.
Mengenalkan anak bagaimana cara memegang kamera yang kokoh, kemudian memastikan pencahayaan yang cukup (tidak kurang maupun over), hingga tentang point of view (POV) foto yang akan dihasilkan pun sudah lebih dari cukup
2. Mengenalkan Fotografi ke Anak dengan Kamera yang Anda Miliki
Untuk awal mengenalkan fotografi, Anda bahkan tidak perlu menggunakan “kamera yang sebenarnya” tetapi cukup menggunakan smartphone bahkan yang kelas menengah pun sudah lebih dari cukup.
Apakah menggunakan kamera yang lebih mahal akan menghasilkan hasil yang lebih baik?
Jawaban dari pertanyaan di atas bisa “ya” dan “tidak”. Kamera mahal akan menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik baru akan “keluar” hasilnya ketika fotografernya sudah memiliki kemampuan untuk mengoptimalisasikan semua fitur yang ada di kamera mahal tersebut.
Apabila Anda masih awam tentang aneka setting manual di kamera “mahal” tersebut, bisa jadi malah justru hasil foto Anda malah menjadi blur, over exposure, dan lain sebagainya.
3. Mengenalkan Fotografi ke Anak dengan Mode: Learning by Doing
Mengetahui ragam istilah teknis fotografi adalah satu hal baik, tetapi dalam belajar fotografi tidak ada yang lebih baik dan sesederhana: mencoba memotret dan mengevaluasi hasil foto tersebut dan lanjut motret lagi dengan upaya perbaikan.
Bahasa awamnya, semakin sering Anda memotret menggunakan kamera tertentu maka secara sadar maupun tidak sadar Anda akan mulai meng-explore aneka fitur di dalamnya dan juga akan mengenal karakter kamera dengan lebih baik.
Bahkan dengan perkembangan smartphone saat ini, Anda bisa mengandalkan HP seharga 2 jutaan untuk bisa membuat konten foto, video, maupun proses editing dengan layak.
4. Hunting Foto dengan Objek Kesukaan Anak
Mempelajari hobi akan semakin cepat mahir ketika bekerja pada hal yang memang disukai oleh anak Anda. Sebagai contoh, ketika anak suka hal berbau mobil, maka tidak ada salahnya kita ajak hunting foto di jalan maupun parkiran.
Yang harus diingat adalah ketika kita memotret di ruang publik adalah jangan sampai privasi orang lain menjadi terganggu, ya.
Selain mencari objek mobil kesukaan anak, Anda juga bisa mulai mengajari cara memotret objek mobil yang sedang melaju dengan mode panning shot yaitu memotret sambil menggerakkan kamera searah dengan laju mobil tadi.
5. Selalu beri Pujian dan Input Positif kepada Anak
Tidak ada koki yang langsung membuat masakan yang lezat ketika di fase awal belajar memasak. Bahkan, ada yang menggoreng tempe atau telor ceplok saja bisa gosong kan?
Hal yang sama juga berlaku kepada anak yang sedang belajar fotografi. Meskipun hasilnya blur misalnya, tetap kita apresiasi dan berikan input misalnya untuk memperbaiki kokohnya tangan dalam memegang kamera.
6. Dorong Anak untuk Berani Upload Hasil Foto
Sebagai dokumentasi perjalanan memotret, maka tidak ada salahnya misalnya Anda membuatkan 1 akun Instagram untuk anak Anda mengunggah hasil foto yang dirasa cocok untuk diunggah.
Dalam membuat akun IG fotografi anak ini bisa saja tidak perlu terbuka untuk publik, alias dibuat private pun tidak mengapa. Lambat laun perjalanan waktu, maka si anak akan menjadi lebih mahir dan percaya diri untuk mengunggah hasil jepretannya di ruang publik secara terbuka.
Leave a Reply