Anak saya yang bernama Aria, 11 tahun, telah mengenal dunia keamanan siber semenjak dia paham tentang siapa orang tuanya. Saya yakin bahwa sejak usia 4 tahun, ketika dia melihat bagaimana orang tuanya menggunakan laptop untuk berselancar di dunia maya. Saya masih ingat betul bagaimana Aria bertanya kenapa ada tanda silang pada bagian kanan bawah layar, ketika tanpa sengaja mengklik salah satu web penyedia film yang ilegal.
Hah ilegal? Iya. Link itu bisa terbuka ketika kita membuka “pop up” iklan saat mengunjungi suatu kanal berita yang ternyata tidak kredibel, yang entah kenapa bisa muncul. Ketika itu Aria bingung kenapa kok kami tidak jadi membuka halaman film tadi? Padahal gambarnya menarik.
Saat itu kami jelaskan bahwa di internet itu pada dasarnya mirip dengan kita naik bus dari terminal seperti saat kami mudik ke rumah simbah di Klaten. Ada yang memang penumpang biasa seperti Aria tetapi ada juga yang orang nakal yang memang naik bus untuk mencopet dompet kita. Apa yang tampak di depan baik-baik saja, ternyata bisa jadi belum tentu baik.
Aria pun bingung tentang konsep copet di komputer, meski dia paham konsep copet di bus.
Akhirnya kami beritahu Aria bahwa untuk bisa mengirim email misalnya, kita kan perlu memasukkan nama dan kata sandi kita. Nah, si copet ini mencuri identitas kita ini untuk bisa masuk ke email kita.
Oh, jadi semacam pencuri yang bisa punya kunci rumah kita ya Yah? Tanya Aria, yang aku jawab dengan anggukan.
Keamanan Siber Transaksi Perbankan Perlu Apa Saja?
Dalam transaksi perbankan, tentu memerlukan tingkat pengamanan pada level yang berbeda dibandingkan dengan saat kita mengakses portal berita bukan? Kebobolan data pada saat melakukan transaksi keuangan, bisa berarti seluruh saldo milik kita di bank menjadi 0 rupiah.
Sebagai Nasabah Bijak yang sudah dibesarkan sejak booming-nya internet, tentu kita tidak boleh lengah dan main percaya saja dengan tingkat keamanan digital yang kita miliki. Agar bisa lebih aman dalam melakukan transaksi digital, berikut beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan:
1. Selalu Perbaharui Sistem Operasi Anda
Sebenarnya, tidak terlalu berpengaruh tentang jenis sistem operasi gawai yang Anda gunakan, apakah itu berbasis iOS, Android, Linux, atau Windows, asalkan sistem tersebut secara rutin kita perbaharui. Update sistem operasi biasanya rutin tersedia untuk diunduh dan dipasang secara online, sesuai dengan celah keamanan yang berhasil ditambal.
2. Selalu Pasang Aplikasi Resmi
Salah satu pintu masuk celah keamanan pada gawai kita adalah ketika kita memasang aplikasi bajakan atau yang sudah direkayasa sedemikian rupa sehingga terdapat lubang besar keamanan yang mampu memata-matai apapun data di gawai kita.
Cara mengatasi permasalahan ini adalah sederhana, yaitu memaksa diri kita agar tidak tergoda untuk memasang aplikasi bajakan. Apabila belum bisa menggunakan aplikasi yang “mahal dan bagus”, lebih baik dibiasakan untuk menggunakan aplikasi yang berbasis “open source”.
3. Belajar Melek Perkembangan Teknologi
Poin ketiga ini terdengar sepele, tetapi memang suatu keniscayaan bahwa dengan perkembangan teknologi yang super cepat, memaksa kita untuk ikut “berlari” dalam memperbaharui pengetahuan terkait informasi teknologi.
Bagi kita yang berusia dibawah 40 tahun, secara umum bisa dibilang hampir seluruhnya melek teknologi. Akan tetapi bagi mereka yang sudah berusia diatas 40 tahun, maupun mereka yang tinggal di daerah yang agak terpencil, maka termasuk sulit dalam memperbarui pengetahuan digitalnya.
Sebagai contoh bagi Anda pemegang rekening dari BRI alias Bank Rakyat Indonesia yang memiliki cabang di seluruh kabupaten di Indonesia ini tidak perlu khawatir. Kenapa? Karena sekarang ada Penyuluh Digital yang siap membantu masyarakat Indonesia agar terhindar dari bahaya kebocoran dan kebobolan saat melakukan transaksi perbankan.
Tugas dan Manfaat Penyuluh Digital untuk Keamanan Siber
Penyuluh Digital ini bisa dibilang adalah oase di padang pasir bagi mereka yang kurang melek internet. Pasalnya, penyuluh digital ini bisa melakukan beberapa hal krusial seperti:
- Mengajak Masyarakat Melek Teknologi Perbankan dan Keamanan Siber
- Mengajari Masyarakat Melakukan Transaksi Digital
- Mensosialiasasikan Pengetahuan Agar Masyarakat mengamankan aset digitalnya
Siapakah mereka para penyuluh digital?
Mereka adalah pegawai BRI yang dialihtugaskan untuk membantu para nasabah agar memiliki pengamanan yang cukup dalam bertransaksi digital.
Penyuluh Digital untuk Pemegang Rekening BRI Junio
Nah ini, sebagai orang tua yang cukup sibuk dalam bekerja, seringkali kami merasa kurang optimal dalam membagi waktu dalam melatih skill anak kami, termasuk di dalamnya kemampuan dalam berselancar di internet dengan aman.
Penyuluh digital ini merupakan bagian yang tepat dalam memberikan pendampingan bagi anak-anak sebagai bagian dari nasabah BRI yang rajin dalam menabung.
Leave a Reply