Tips Menulis Blog dari Hati

keluarga merupakan salah satu inspirasi dalam Menulis Blog dari Hati sehingga tulisan mengalir alami

“Mas, kamu gak nulis di blog lagi?” “Tulisan tutorialnya kok gak ada lagi, mas?” “Mas Ari, mana nih tulisan di blog-nya kok gak di-update?” “Mas kan sering menulis blog dari hati yang isinya nyusss”.

Ehm, ya. Pertanyaan – pertanyaan yang mirip seperti di atas itu sudah beberapa kali ditanyakan oleh teman dan atau sahabat saya. Sebenarnya, sering ada ide tulisan melintas di kepala, tetapi saya harus memastikan dulu bahwa ide yang masih segar di kepala itu bisa ditulis “tuntas” di blog. Kenapa begitu?

Tahapan Menulis Blog dari Hati

Saya memang masih hijau dalam menulis, masih harus banyak belajar. Menurut saya, tahapan menulis di blog arigetas.com ada beberapa, yaitu:

  1. Ide melintas? Tulis. Menulis ini bagi saya harus segera, mumpung masih panas berkeliaran di kepala dan bisa kita tulis dengan cara…..
  2. Ditulis dengan alur yang runtut. Bisa dibikin poin-poin dulu misalnya: kalimat pengantar, isi utama (a-b-c-d-e) dan penutup. Dalam menulis itu kita harus…
  3. Menulis utuh alias tuntas dari dalam hati. Dalam menulis, tidak hanya asal nyampah alias menuangkan tanpa crosscheck, utamanya apabila menulis tentang tips-trik berbau teknologi sudah pasti harus berdasarkan apa yang saya alami sendiri dan bukan sekedar modal copy paste dari blog lain. Minimal tulisan tersebut dari pengalaman teman yang saya tahu sendiri detilnya. Dalam menulis saya selalu menggunakan feeling apakah masih kurang banyak… kebanyakan… atau sudah cukup. Apakah isinya lebay atau justru malah ngalay. Hahaha. Setelah selesai menulis, kemudian …
  4. Save draft, buka preview dan baca seakan kamu adalah pembaca awam. Pada bagian ini, biasanya saya akan menemukan salah ketik (typo), kalimat yang aneh, ambigu atau apapun. Disini saya melakukan editing, save dan baca lagi. Biasanya diperlukan 3-4 kali membaca ulang hingga saya yakin bahwa isi tulisan saya sudah layak (menurut saya).
  5. Post itYa iyalah, kalau sudah selesai ya diposting dan secara berkala dibuka untuk mengecek atau merespon apakah ada komentar atau pertanyaan.
  6. Minta feedback. Terutama masalah tulisan prosa (yang terkait dengan sastra) misalnya tulisan sebuah prosa  yang bernama gelap atau bidang lain yang saya sangat awam, biasanya saya meminta tolong teman yang lebih paham untuk membaca dan memberikan saran.

Ada teman bertanya lagi: “Lho, bukannya kalau menulis itu bisa dijadwalkan, Mas? Misalnya hari ini menulis tentang makanan, besok tentang bola, film dll?”

Ya, secara prinsip penulisan blog, pendapat teman diatas memang betul. Tetapi, itu untuk penulis yang lebih serius menuju professional. Kalau saya sendiri, masih menganggap blog ini masih sebagai curahan hati dan perhatian saja sih. Jadi, saya menulis sesuatu itu tergantung hati saya apakah dia ingin saya menulis atau tidak.

Meski begitu, di suatu waktu yang tidak lama lagi, saya akan mencoba berubah menjadi lebih baik. Saya akan memaksa diri menjadi penulis blog yang terjadwal dan terkonsep. Kenapa?

Ya karena saya punya bad habit alias penyakit berupa kalau tulisan itu sudah tidak “panas” di kepala dan hati gak sreg, biasanya tulisan tersebut batal ditulis atau paling banter hanya bentuk dalam draft kasar saja. Saya (sebenarnya) benci menyampah seperti itu.

Biasanya saya menulis blog itu ketika hati saya meminta.. kedepannya saya lah yang ingin mengajak hati saya untuk menulis hal-hal yang menarik. Bissmillahirohmanirrohim. – arigetas.com

Hat Yai, 26 Maret 2017
Sore hari yang panas.

About arigetas 432 Articles
Family man. Ayah dua orang putra yang suka iseng, absurd, guyon receh serta hobi main badminton. Terkadang bisa serius.

1 Trackback / Pingback

  1. Cara mudah membuat Podcast di Spotify dan anchor.fm Gratis

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*