Pengertian panjat sosial itu sendiri ada cukup beragam, tetapi intinya adalah upaya mencapai kepopuleran (hits) dengan bantuan orang lain yang lebih populer. Fenomena ini jamak ditemui di media sosial kekinian misalnya Instagram (IG) dan Twitter.
Aku pernah, iseng-iseng melakukan uji coba menjadi semacam Social Justice Warrior (SJW) dengan cara mencari postingan (text, gambar atau video) orang-orang yang sekiranya perlu diluruskan – dengan cara dikembalikan ke netizen yang lebih luas, untuk ditanggapi.
Aku ketemu dengan salah satu postingan video yang memperlihatkan ada orang dewasa yang melakukan keisengan yang keterlaluan terhadap anak balita. Postingan tersebut kemudian aku bagikan ke Twitter dengan diberikan caption seperti ini dan memberi tag kepada akun Infotwitwor:
Orang tua macam apa yang ngerjain anaknya pakai cara beginian. Udah gitu, pake hashtag #inspirasi lagi diuploadnya… Jadi ayah iseng boleh, goblok jangan. Ntar anaknya jatuh ke belakang dan kepala terantuk lantai, baru deh nyesel #parenting #orangtua #iseng #bodoh @InfoTwitwor pic.twitter.com/NTFFeyG02n
— arigetas.com (@arigetas) June 11, 2018
Dari postingan tersebut, aku mendapatkan engagement yang fantastis. Per 29 Juli 2018, berikut capaian yang aku dapatkan:
Ada hampir 60 ribu impressions yang aku dapatkan dengan lebih dari 20 ribu kali video diputar, 68 kali retweets dan 19 replies serta likes. Tentu saja, angka ini fantastis bagi aku, dikarenakan follower Twitter aku hanya kurang dari 60 akun saja.
Inilah letak kelebihan Twitter dan IG yang di-set public, sehingga tidak masalah berapapun follower-mu, tetapi kamu bisa nebeng di akun lain yang jauh lebih populer untuk bisa dikenal. Kamu bisa meninggalkan komen disana atau memposting di akun kamu sendiri dengan memberi tag atau mention kepada akun selebgram atau selebtwit.
Ketika mereka melihat bahwa komen atau postingan kamu menarik, maka mereka akan me-repost (IG) atau me-retweet (Twitter) di akun mereka. Hasilnya ya mirip dengan apa yang aku lakukan di atas tadi. Oh iya, ketika aku di-noticed ama akun selebtwit itu ternyata rasanya ketagihan lho, sambil bilang ke diri sendiri:
Oh, jadi begini to rasanya panjat sosial itu …
Jujur, rasanya asyik 😀
Bagaimana dengan Facebook, dibandingkan dengan Twitter dan Instagram?
Facebook (FB) menurut aku, saat ini agak kurang efektif untuk arena panjat sosial, salah satunya karena popularitas FB sendiri yang menurun. Kecuali kamu ingin menulis cerita yang panjang atau memaki kebijakan pemerintah, kemudian baru postingan kamu akan menjadi viral.
FB memiliki sifat lebih pas untuk membagi postingan atau komen lebih ke lingkungan yang tertutup dibandingkan dengan Twitter atau IG. Selain itu, postingan FB biasanya panjang, sehingga kurang cepat dan lebih sulit dikerjakan terutama apabila dibandingkan dengan memposting di IG atau Twitter.
Ayo ah, kapan-kapan eksperimen lagi, iseng panjat sosial …
wah .. gak nyangka bisa se”sukses” itu postingan bulan lalu …
Iya e mas. Kukira capaian engagement aku itu maksimal 8 ribuan ketika memention Uda Ivan Lanin pas nanya tentang bahasa. Ternyata, dunia twitwor lebih serem …