Tidak ada satu orang pun, yang ingin merasakan sakit meski hanya sekedar flu ringan bukan? Akan tetapi, terkadang masalah kesehatan menerpa kita dan termasuk sakit yang cukup berat. Karena sakit tersebut, kadang anda pun bimbang dalam memutuskan harus rawat inap atau tidak? Sebelum itu, anda harus paham akan pengertian rawat inap terlebih dahulu. Apa saja sih, alasan pasien harus rawat inap?
Kapan Anda Harus Rawat Inap?
Menurut pengertian umum, rawat inap berarti si pasien wajib tinggal di dalam ruang perawatan khusus untuk mendapat penanganan kesehatan oleh tenaga medis profesional. Akan tetapi, tidak setiap orang yang sedang (dan merasa) sakit harus dirawat inap, ya.
Adapun alasan anda untuk segera dirawat inap antara lain adalah:
- Anda mengalami diare hingga muntaber, yang mengakibatkan banyaknya kehilangan cairan tubuh. Pasien yang diare bahkan muntah berak (muntaber) secara terus menerus, rentan mengalami dehidrasi parah yang dapat membahayakan nyawa si pasien. Pasien usia bayi dan anak merupakan yang paling rawan, sehingga apabila mengalami diare harus segera dibawa ke dokter untuk diobservasi, sebelum dirawat inap apabila perlu.
- Anda bermasalah dengan jantung. Sangat berbahaya apabila anda dibiarkan melakukan perawatan mandiri di rumah. Pasien dengan kegawatan jantung perlu diobservasi di ruang khusus, untuk memantau perkembagan sakitnya hingga akhirnya stabil sebelum diperbolehkan rawat jalan.
- Saat demam anda tak kunjung turun, padahal sudah periksa ke dokter dan diberi obat rawat jalan, wajib segera diperiksa lebih lanjut perihal infeksinya. Ada kemungkinan demam akibat bakteri hingga virus. Demam tidak boleh disepelekan, terutama untuk anak dan balita.
- Sakit flu parah, tetapi tidak ada yang membantu mengurusi anda, adalah salah satu sebab pasien harus rawat inap. Misalnya, anda tidak ada saudara, keluarga atau sahabat yang bisa membantu mengurus, maka sebaiknya memutuskan untuk rawat inap. Mungkin terlihat sepele, tetapi pasien tersebut saat rawat inap, akan mendapat jatah makan yang teratur, sehat dan hanya fokus ke penyembuhan.
- Mengalami patah tulang terbuka, maka rawat inap merupakan keharusan. Saat mengalami patah tulang terbuka, maka anda harus segera mendapat penanganan medis, bahkan sesegera mungkin untuk dilakukan operasi untuk menyambung tulang yang patah dan menutup lukanya. Tentu saja, syarat untuk dapat dilakukan operasi tidaklah sedikit sehingga anda harus dirawat inap di rumah sakit.
- Ketika anda mengalami trauma pendarahan dalam, maka perlu segera dilakukan pemeriksaan secara seksama oleh tim dokter. Hal tersebut perlu dilakukan karena untuk menjaga dari resiko pendarahan dalam yang dapat mengancam jiwa anda.
- Saat anda harus menjalani kuret (kuretase), sehingga perlu rawat inap sebelum kuret dan sesudah kuret meski prosedur kuret (normal) itu sendiri hanya perlu waktu puluhan menit saja.
- Sakit batuk parah akibat TBC, merupakan salah satu penyebab utama anda harus rawat inap. Selain untuk mendiagnosa penyebab belum sembuhnya TBC anda, juga untuk memastikan anda tidak menyebarkan infeksi ke lingkungan rumah anda.
- Ketika anda sakit demam berdarah dengue (DBD), maka rawat inap bukanlah sebuah pilihan. Untuk memantau perkembangan trombosit anda, maka tinggal di rumah sakit adalah hal wajib untuk anda. Sebelum adanya COVID-19, pasien DBD di Indonesia sangat banyak, sehingga DBD tidak bisa dianggap enteng. Apabila saat mengalami DBD dan ada yang menyarankan anda cukup mengkonsumsi herbal, sebaiknya anda tetap periksa ke dokter ya.
Satu tips yang bisa dipegang adalah: jangan pernah menentukan sendiri kapan rawat inap atau rawat mandiri di rumah. Selalu patuhi petunjuk dokter. Apabila tidak puas dengan 1 dokter, disarankan agar konsultasi ke dokter ke-2 untuk mendapat masukan yang menguatkan.
Selalu jaga kesehatan, ya!
memang kadang ada orang tertentu yang saking takut atau entah karena apa, milih rawat mandiri di rumah. mungkin ini bagi mereka yang merasa sakitnya “biasa”
tapi memang kalau udah kena sakit yang parah, mending ikutin saran dokter kalau harus rawat inap di rumahsakit
Nah itu dia mba, seringkali di masyarakat kita pada begitu. Tenaga kesehatan musti lebih nggak capek-capeknya alias rajin dan sabar saat ngasih pemahaman.. Ya karena di masyarakat umum masih banyak yang belum paham soalnya.