Budidaya tanaman, ternyata tidak hanya dilakukan dalam skala luas misal di tegalan atau sawah. Di pekarangan rumah pun, kita bisa menanam aneka tanaman hortikultura, misalnya sayur bayam, kangkung hingga buah-buahan. Seringkali, tanah di pekarangan tidak terlalu subur, sehingga tanaman kurang baik pertumbuhannya. Salah satu solusinya, perlu penambahan tanah humus penyubur tanaman yang bisa kita buat sendiri. Apa sih tanah humus itu dan ciri tanah humus umumnya itu seperti apa, akan dijabarkan pada tulisan ini.
Pengertian dan Ciri Tanah Humus Penyubur Tanaman
Berdasarkan ilmu tanah, tanah humus merupakan bagian paling atas yang ada di horizon tanah. Dia dikenali sebagai horizon O alias organik. Salah satu ciri tanah humus yang paling mudah dikenali adalah dari warnanya. Semakin gelap (hitam) tanah humus, diikuti dengan tingginya kandungan bahan organik di dalamnya.
Asal mula tanah humus adalah dari pelapukan lanjut dedaunan hingga batang pohon. Umumnya, proses pembentukan tanah humus ini memakan waktu yang lama. Di dalam proses pembentukan tanah humus, dia tidak murni hanya bersumber dari bahan tanaman saja, tetapi juga ada peran kotoran hewan.
Kombinasi kedua bahan itu seiring berjalannya waktu akan menghasilkan tanah humus yang sangat subur. Penciri utama kesuburan adalah rasio karbon dan nitrogen (C/N ratio) sekitar 10:1. Tanah humus memiliki porositas yang baik, sehingga mampu menahan air dan hara anorganik lebih baik dibandingkan tanah non humus.
Iklim mikro yang ada di tanah humus juga berkembang dengan ideal. Mikroorganisme di dalam tanah humus sangat banyak. Mereka mampu “memasak” hara-hara anorganik, dari bentuk tidak tersedia menjadi bentuk tersedia.
Cara Mudah Membuat Tanah Humus
Tanah humus memang terbentuk secara alami di alam. Pada lantai hutan, tumpukan seresah daun dan ranting dalam hitungan puluhan hingga ratusan tahun akan membentuk lapisan humus. Tetapi, kita bisa kok membuat tanah humus dengan sederhana untuk tanah pekarangan kita.
Alat dan bahan untuk membuat tanah humus
Ada dua cara utama dalam membuat tanah humus. Pertama adalah memilih tempat pembuatan kompos. Kita bisa menggali tanah sedalam 50 cm pada jarak 50 cm dari tanaman kita, kemudian di dalam lubang tersebut merupakan “pot alami”. Kedua, kita bisa menggunakan tempat sampah atau kontainer khusus sebagai pot dalam membuat tanah humus.
Bahan utama dalam pembuatan tanah humus sederhana salah satu sumbernya adalah dengan dari bahan organik sisa rumah tangga. Sampah kulit telur, sisa potongan sayur, sampah dedaunan adalah sumber ideal. Untuk sumber mikroorganisme pengurai agar mampu bekerja dengan optimal, ditambahkan kotoran hewan misalnya dari kambing atau sapi.
Tahapan membuat tanah humus
Setelah bahan dan alat siap, kita bisa memulai mengolahnya untuk membuat tanah humus, yaitu:
- Kesemua bahan yang disebutkan diatas dicampurkan ke dalam lubang atau pot yang sudah disiapkan.
- Pencampuran harus dipastikan merata, terutama kotoran hewan agar proses dekomposisi bahan menjadi optimal.
- Pengadukan dapat dilakukan secara berkala setiap minggu untuk pembuatan tanah humus di dalam pot. Sedangkan untuk pembuatan di lubang tanah, setelah semua bahan dicampur sebaiknya ditutup rapat dengan tanah.
- Selama proses dekomposisi, akan terjadi kenaikan suhu di dalam adonan pembuatan tanah humus.
- Setelah 1-3 bulan, tanah humus sudah matang yang ditandai dengan suhu yang stabil (disebut dingin). Selain suhu yang rendah, warna tanah humus sudah menjadi gelap. Semakin gelap (hitam) tanah humus, maka kualitasnya semakin baik.
Penggunaan tanah humus penyubur tanaman
Tanah humus yang sudah dingin (matang) ini dapat langsung digunakan pada penanaman tanaman hortikultura misalnya sayur mayur hingga ke pohon buah-buahan. Untuk penggunaan di lubang tanam pohon buah, kita bisa menggunakan sekitar 5 kg tanah humus. Adapun untuk tanaman hortikultura di dalam pot, dapat ditambahkan secukupnya secara berkala, misalnya setiap 2 minggu sekali.
Kombinasi dari penambahan tanah humus dan pemberian pupuk anorganik (unsur NPK) dalam jumlah yang cukup, merupakan faktor utama yang mampu menunjanng tumbuh kembang tanaman.
Ayo kita giat menanam tanaman sayur dan buah untuk perbaikan nutrisi keluarga kita 🙂
ini dunianya orang idealis. pupuk organik, kompos, apalagi humus ….. itu idealisme dan peradaban yang solutif thd situasi dan zaman ini (zaman now), tetapi sayang sekali pragmatisme lebih banyak diikuti orang. semoga kita semua yg mau menyimak dan melakukan seperti artikel Mas Arie di atas akan menjadi pelopor dan ‘guru’ di tengah-tengah masyarakat, utamanya petani di Indonesia.
Wah terima kasih banyak atas komentar yang suportif ini mas Anang. 🙂
Dalam pembuatan tanah humus biasanya aku sering menggunakan limbah kulit kacang tanah, daripada kulit kacang tanahnya dibuang ke tempat sampah dan dibakar mending aku buang ke pot saja, karena seingatku kulit kacang ini megandung nitrogen, kalium dan fosfor yang merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga sangat bermanfaat sekali apabila kulit kacang tanah diletakkan pada pot. Selain menghumuskan tanah, kulit kacang tanah juga dapat sebagai pupuk tanaman. Multifungsi lah pokoknya
Sungguh berfaedah nih informasi ini. Bisa digunakan sebagai bahan postingan selanjutnya 🙂
Pingin banget nih bikin humus / pupuk organik sendiri, tapi kurang telaten dan sabar.
wehehehehe. padahal itu adalah kuncinya.
kira2 berapa lama ya jadi humusnya, bahan2 tadi pak? wah, kalau di kampung saya bisa nih dipraktikkan, tapi sudah di perumahan ini agak susah. hehe
di Artikel kan sudah saya sebutkan rentang waktu jadinya, Pak 🙂
Aku mau menanam nie Kak, cari tanah humus di jakarta kayanya susah ya, alhamdullah ada artikel kk ini dari ciri tanah humus buat penyubur tanaman dan cara pembuatannya, siapa tahu jadi petani nanti. Makasih ya kak
Syaratnya ulet dan sabar, kak 🙂
Walahh. Sampah kulit telur itu bisa jadi humus juga tohh..
Pantesan kmren liat postingan ibu2 yang punya kebun kecil di rumahnya, ngepost story byk cangkang telor gitu
Cangkang telur kaya akan kandungan fosfor dan kapur, sehingga berguna pula dalam pemebuatan bahan organik.
Yang suka bercocok tanam di rumah itu suami sih. Dia mah green thumb. Ada tanaman obat, bunga-bungaan, mawar, melati, kamboja, anggrek, lotus, dll. Ntar kutanya, udah bikin kompos gak? Duh, aku koq engga perhatiin. Haha…terimak mekar dan wanginya doang…
Kadang beli lebih murah. Tetapi, kalau kita bisa membuatnya sendiri maka akan lebih baik, karena mengurangi sampah organik dari dapur kita.
Ayah saya di rumah sering bikin ini. Caranya hampir sama mas. Tapi baru tau kalo bisa lama bgt sampe 3 bulan nunggunya haha. Kirain cuma 1 mingguan.
Proses biologi itu lama, beda dengan proses kimia. Periode 3 bulan menunggu, adalah untuk memastikan bahwa semua bahan telah terdekomposisi, sehingga sudah “matang” yang ditandai dengan suhu yang dingin.
Masha Allah dapat ilmu baru disini. Keren artikelnya membahas tentang tanah. Saya baru tahunada tanah humus.
Semoga berguna, mba.
Saya jadi nambah wawasan Mas Ari… ternyata yang bikin tanah humus itu berwarna gelap setelah diolah selama 1-3 bulan yaa… TFS ^^
IYa, tanah humus yang udah jadi itu yang dingin dan biasanya berwarna gelap.
Sayangnya kecerdasan saya musikal bukan tipe natural. Kakak saya saya sekali hal yang berkaitan dengan binatang dan tanaman. Mudah mudahan bermanfaat buat kakak
Aamiin.
Wah boleh juga nih sampah rumah tangga dijadikan humus tp masalahnya kak klo di kota besar spti JKT cari kotoran sapi sebagai mikroorganisme pengurai agak sulit ya..kec.klo pas lebaran haji..bnyk deh di penjual sapi dan kambing itu kotoran..mungkin ada mikroorganisme buatan gitu pengganti kotoran sapi/kambing?
Tanpa kotoran hewan pun bisa kok, cuma lebih lama dikit prosesnya.
Mudah banget langkah-langkahnya mas Ari. Thanks ya mas, aku mau kasih link ini ke adekku, soalnya dia baru tau passion dia di tanaman. Jadinya dia kepengen banyak belajar lagi
Semoga berguna ya mba 🙂
lama juga ya proses pembuatan tanah humus ini, karena memang ada proses penguraian secara alami ya.
Belum pernah bikin, kayaknya bagus juga ini buat bahan belajar anak-anak
Iyak bener, proses biologis ini lama, sekitar 2-3 bulanan.
Ini sih kegemaran aku dan mamak bercocok tanam mas, biasanya sih menggunakan tanah sisa pembakaran sampah gitu. Karena kata mamak menggunakan tanah tersebut juga bisa.
Kalau membuat tanah humus sendiri,aku dan mamak memang belum praktekin.
Next deh,kalau ad waktu luang mau aku praktekin biar tanaman makin subur
Sisa pembakaran tanah bukanlah tanah, tetapi hanya karbon (semacam arang dan sisa pembakaran).
Bicara tanah humus ini jadi ingat pelajaran waktu sekolah dulu hehe. Saya tipe yang tidak terlalu hobi akan tanaman dan seluk-beluknya. Beda banget ama mama saya. Tapi saya harus belajar nih kayaknya biar rumah lebih hijau, hehe
Lhooooo namanya pohontomat, mustinya seneng nanam dong mba 😀
Wah… Saya sebagai penggiat Balikpapan Berkebun yang dibawah naungan Indonesia Berkebun sangat-sangat berterima kasih atas Informasinya. Ternyata gampang juga bikin tanah humus.
Alhamdulillah…
Wah artikel yang bagus ini. Dan cocok sekali untuk orang yang punya tipe kecerdasan natural. Sayangnya kecerdasan saya tipe musikal.
Wehehehe baru tahu aku ada istilah kecerdasan natural dan musikal 🙂
Trims infonya … Selama ini caraku salah ternyata. Sampah dapur langsung kubuang dibawah pohon jadi nggak sedap dipandang, meski tanaman tsb jadi subur sih cuma kadang jadi rebutan sama ayam kalau pagi
Kalau masih bentuknya nasi segar, kemungkinan bisa membuat panas saat terjadi proses dekomposisi. Nah, panas ini saat berada di dekat dengan perakaran, bisa jd membuat masalah (akar terganggu).