Diet Plastik Dari Rumah Untuk Lingkungan yang Lebih Lestari

sampah plastik di laut berasal dari daratan

Penggunaan plastik semakin hari semakin membebani bumi tercinta kita. Sudah sejak agak lama, beredar di linimasa kita perihal banyaknya hewan laut yang menderita akibat sampah plastik. Penyu laut yang mati akibat memakan kantong plastik bening yang mirip dengan ubur-ubur, hanyalah satu contoh kecil. Untuk itu, marilah kita mulai menerapkan diet plastik dari rumah supaya bumi tetap lestari.

Memulai Diet Plastik Dari Rumah itu Mudah

Untuk membantu bumi minim sampah plastik, kita tidak perlu sampai menjadi aktivis yang melakukan aksi dalam skala besar. Kita semua bisa memulai diet plastik misalnya dengan meminimkan penggunaan kantong plastik sekali pakai. Langkah yang bisa diterapkan adalah:

1. Pahami dan terapkan konsep: Reduce, Reuse and Recycle

Reduce artinya adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya sehabis berbelanja, kantong plastik belanjaan tidak kita buang ke tempat sampah. Kantong plastik tadi kita kita bersihkan kemudian dilipat dan disimpan. Suatu saat kita berbelanja lagi, kita bisa menggunakannya lagi alias menerapkan reuse.

Setelah beberapa kali kantong plastik tersebut digunakan, pasti akan mulai rusak sehingga sudah tidak layak pakai lagi. Untuk membuangnya, sangat disarankan agar dimasukkan ke tempat sampah khusus plastik. Kenapa? Untuk dikumpulkan oleh petugas pemungut sampah dan didaur ulang alias recycle.

Langkah di atas sering kali mentok saat berurusan dengan petugas pemungut sampah di daerah non perkotaan. Sampah yang sudah kita pilah berdasarkan jenisnya tersebut, sering kali dicampur di truk sampah. Saat di tempat pembuangan akhir pun juga sama. Sampah terpilah tersebut ditumpuk jadi satu. Seringkali, hingga sekian tahun hingga plastik pembungkus sampah rusak dan sampah pun bercampur jenisnya.

2. Menerapkan diet plastik pada diri sendiri

Untuk anda sebagai orang tua (ayah atau ibu), penerapan reduce, reuse dan recycle ini harus sudah khatam dilakukan. Menjadi orang tua berarti menjadi contoh untuk anak-anaknya. Saat orang tua rajin memilah dan sampah pada tempatnya, maka si anak akan mengikuti kebiasaan baik tersebut.

Apabila orang tua sudah menerapkan diet plastik di rumah, maka ketika di kantor pun juga akan menerapkan hal yang sama. Misalnya, mengusulkan ke manajemen kantor agar tidak menggunakan Styrofoam untuk kemasan makanan saat rapat.

3. Mengajarkan anak memulai diet plastik dari rumah

Bumi tidak hanya sebagai tempat tinggal kita saat ini, tetapi juga untuk anak dan cucu kita. Agar bumi senantiasa lestari, penerapan diet plastik juga penting diajarkan kepada anak-anak. Langkah yang bisa dilakukan antara lain adalah:

  1. Ajari anak belanja dengan membiasakan membawa tas belanjaan sendiri. Awalnya anak mungkin akan protes: “Lho kan kalau beli di warung itu kan kita dapat plastik bagus, Ayah”. Nah kalau sudah begini, maka tugas orang tua untuk memberikan pemahaman lanjutan.
  2. Biasakan anak membawa tumbler atau botol minum sendiri. Kecuali darurat, jangan membekali anak dengan air minum dalam kemasan (AMDK) sekali pakai. Biasanya, pertimbangan orang tua membekali AMDK ke anak hanyalah karena malas mencuci botol saat anak pulang sekolah.
  3. Tidak membekali anak dengan makanan dalam kemasan Styrofoam maupun plastik. Selalu bekali anak dengan kotak makan favoritnya, sehingga kita akan lebih optimal dalam diet plastik.
diet plastik dari rumah bisa dimulai dengan membawa kantong belanja bukan sekali pakai saat ke supermarket

Mengajak Lingkungan Sekitar Memilah Sampah

Salah satu komponen dalam mengelola plastik adalah daur ulang atau recycle. Seringkali, di dalam rumah kita sudah memisahkan sampah berdasarkan jenismya. Misalnya, sampah organik seperti potongan sayur sisa masak hingga ke lauk basi. Juga, kita memilah sampah non organik misalnya lampu mati, botol plastik juga kantong plastik.

Langkah domestik tersebut sudah baik, tetapi sering kali lingkungan sekitar belum melakukan hal yang sama. Sebagai warga yang baik, sudah waktunya untuk memberikan pemahaman kepada lingkungan sekitar perihal pentingnya langkah kecil dalam melakukan diet plastik.

Dalam memberikan pemahaman kepada lingkungan sekitar, kita tetap memulai dari cara yang paling sederhana juga ya. Kemudian, dapat ditingkatkan secara bertahap.

Sudahkah anda memulai diet plastik? Cerita yuk di kolom komentar 🙂

About arigetas 426 Articles
Family man. Ayah dua orang putra yang suka iseng, absurd, guyon receh serta hobi main badminton. Terkadang bisa serius.

36 Comments

  1. Langkah mengajarkan diet plastik dari rumah sebenernya bisa menjadi hal yang menyenangkan ya karena kerja sama anggota keluarga itu sendiri. Waktu kecil aku terbiasa melihat banyak sampah dibuang sembarangan gituuu dan akhinya menginisiasi sampah dipilah dan skrg masih jalan heuhue senang rasanya :3

  2. Aku sudah mulai menerapkan kak, ke anak-anak juga begitu. Sekarang Alhamdulillah sudah terealisasi. Mereka pun selalu mengingatkan untuk membawa tas belanja ketika ingin berbelanja ke mini market 🙂

  3. Yang paling sulit itu memilah sampah, karena kita suka buru-buru saat membuang sampah dan sering lupa untuk konsisten lakukan pemilahan sampah. Selain itu saat sampah diangkut oleh petugas sampah tercampur-campur juga

  4. Campaign diet plastik ini bagus lho untuk dipraktikkan semua orang ya, jadi sampah plastik bisa berkurang. Di Bali kemarin jadi bersih banget di beberapa lokasi wisata yang sebelumnya kotor, sejak diterapkan kesadaran akan pentingnya diet plastik. Di Jakarta nih yang masih banyak orang buang sampah plastik sembarangan

  5. Aku dulu pernah coba diet plastik, terus plastik yang nggak terhindarkan (kayak pembungkus paket yang nyampe) itu kumasukkan dalam botol aqua besar (ala-ala eco brick gitu) tapi ga bertahan lama, karena akhirnya malas juga liat orang rumah ga ada yang dukung.

    Nyoba milah sampah juga gitu, kalau kata orang rumah “toh akhirnya bakal dicampur juga sama tukang sampah”

  6. Di Bali sudah mulai diterapkan diet sampah mas. Supermarket2 tidak menyediakan kantong plastik sebagai tempat belanja. Bahkan, di lingkungan keluharan mulai digalakkan bank sampah. Semoga limbah sampah makin berkurang dg adanya kesadaran masyarakat untuk sayang pada lingkungan alam dan makhluk penghuninya.

  7. Alhamdulillah sudah mulai diet plastik dari rumah.. kalau belanja karena di Semarang sudah ditetapkan peraturan nggak boleh ada kantong plastik, jadi wajib banget bawa goody bag. Yang masih jadi PR kalau belanja ke pasar karena pasti masih diwadahi plastik. Memang solusinya harus bAwa tepak sendiri kalau ke pasar. Cuma kadang pedagangnya Juga ogah ribet. Bener2 harus mulai dari diri sendiri dulu memang baru bisa ajak orang2 di sekitar.

    • Gpp sih mba, nerima kantong plastik dr pasar pun bagi saya gk masalah. Toh kantong plastik tsb juga bisa di reuse alias digunakan kembali berkali-kali. Yang jadi masalah adalah saat ada kantong plastik dan hanya digunakan sekali pakai.

  8. Aku sedikit demi sedikit udah menerapkannya. Dengan gak selalu mau pakai kantung plastik ketika di supermarket atau minimarket dan.lebih pilih pake tas sendiri. Kadang diliat orang bingung tapi ya buat Bumi sendiri kan ya. 😊

  9. Sampah plastik ini sangat berbahaya ya, Kak. Soalnya tidak bisa terurai langsung, bahkan katanya bisa ratusan tahun. Apalagi kalau sampai ke laut. hewan-hewan laut bisa mati karena memakan sampah platik. Makanya wajib peran serta dari kita semua atas masalah sampah plastik bisa teratasi.

  10. Sampah plastik memang menjadi salah satu masalah yang cukup mengkhawatirkan juga, pasalnya masyarakat kita masih sangat rendah tingkat kesadarannya dalam hal mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari.

  11. klo diet plastik dari diri sendiri sudah mulai terbiasa nih kak. tapi kadang kok merasa sia2 juga ya klo dirumah udah milah sampah tapi ujung2nya tetep dicampur klo dah sampe ke tpa

  12. sejak campaign diet plastik muncul, beberapa supermarket memberlakukan plastik berbayar atau malah nggak nyediain sama sekali. Aku kalo cuma belanja barang kecil 1 atau 2 biji,lebih milih langsung masukin ke tas

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*