
Bukan. Ini bukan cerpen apalagi novel kok. Tetapi permintaan dari atasan saya, sebut saja Pak Bos, ketika kami akan pergi dinas luar kota. Lalu, apa pentingnya disiplin sehingga perlu ditulis di dalam blog? Karena inilah suka dan dukanya mendampingi atasan saat dinas luar. Intinya, belajar disiplin itu penting.
kredit foto: Tirto.
Permintaan sederhana yang tidak sederhana merupakan bagian dari belajar disiplin
Sepertinya, permintaan dari Pak Bos tadi hanya sederhana saja bukan? Beliau meminta agar saya menjemput di rumah beliau jam 5 pagi untuk berangkat dengan mobil dinas kantor. Agar bisa menjemput Pak Bos jam 5 pagi, maka ada banyak hal yang musti dikerjakan, yaitu:
- Pesan kendaraan dinas berikut sopir, paling tidak 24 jam sebelumnya.
- Menyiapkan segala surat tugas berikut dokumen yang diperlukan untuk perjalanan dinas.
- Koordinasi dengan sopir dan melakukan hitung mundur. Kami sampai di Pak Bos jam 5:00 pagi, berarti mobil jemput saya jam 4:30, sopir sampai di garasi dan meyiapkan mobil jam 4:00 dan sopir musti berangkat dari rumahnya menuju garasi kantor sebelum itu. Tentu, sehari sebelumnya harus dipastikan bahwa mobil tersebut dalam keadaan sehat.
Lantas, selesai dong tugas kamu?
Oh nggak, Salah besar. Dalam mendampingi atasan, tidak hanya selesai hingga penjemputan saja karena menurut saya, itu hanya 50% saja. Masih ada pendampingan saat tugas di lokasi tujuan kerja 20%, mengurusi keperluan domestik 20% dan perjalanan mengantar pulang 10%.
Kenapa penjemputan porsinya 50%?
Percayalah. Saat kamu mengacaukan proses penjemputan, misalnya terlambat dan tidak ada alasan yang jelas misalnya karena kamu terlambat bangun, sopir terlambat menyiapkan mobil atau ada yang gak beres, maka pak Bos akan ngomel dan perjalanan pagi kamu akan suram dan berimbas hingga satu hari penuh. Belajar disiplin adalah kunci utama.
Beda cerita ketika kamu sudah on time tetapi ternyata ban mobil tiba-tiba bocor atau terjadi sesuatu yang di luar kontrol kamu, kemudian kamu langsung mengabari pak Bos, maka beliau akan maklum.
Apa hubungan belajar disiplin dan mengurusi keperluan domestik pak Bos? Kenapa 20%?
Oke, porsi persentase yang lain saya paham, Tetapi, apa sih keperluan domestik pak Bos dan kenapa 20%? Nah ini salah satu yang harus dipelajari baik sebelum atau saat bersama pak Bos. Kuncinya adalah:
Kamu harus tahu apa menu makanan kesukaan pak Bos saat sarapan, makan siang hingga makan malam. Juga kesukaan lain misalnya kopi kesukaan beliau itu apa dsb.
Inilah cara mengetahui kesukaan pak Bos:
- Tanya sopir pribadi pak Bos atau sopir utama di kantor kamu. Dia adalah CCTV handal bagi kamu untuk mengintip apa kesukaan pak Bos. Misalnya, kamu bisa tahu kalau pak Bos hobi makan ayam goreng terutama bagian dada.
- Perhatikan saat beliau bercerita selama di perjalanan. Misalnya saat rute perjalanan dari kota Semarang ke Tegal, kamu bisa dengan halus memancing pembicaraan tentang menu kuliner di situ. Tentu kamu udah googling dulu ya.
- Ambil keputusan semu. Misalnya, kamu memutuskan untuk makan ayam goreng untuk menu makan siang, tetapi biarkan pak Bos yang menentukan warungnya.
Caranya? Kamu bisa bercerita tentang: “Wah enak ni di daerah Subah ada banyak warung ayam goreng, Pak. Makan siang di sana saja gimana Pak?”. Karena beliau penyuka ayam goreng, maka beliau akan menjawab: “Iya mas, enak tu ayam goreng Gringsing, ke sana saja. Ayam dan sambalnya sedap”.
Keperluan domestik pak Bos, tentu bukan hanya urusan perut, bukan? Ada banyak hal lain yang cara mengurusinya mirip-mirip dengan contoh di atas.
Nah, kalau kamu, punya tips atau pengalaman apa saat mendampingi atasan kamu dinas luar? Perlu kamu tahu, dengan menjadi pribadi yang disiplin, kamu juga sedang membangun softskill yang berguna tuk diturunkan ke anakmu lho.
Leave a Reply