Hidup di dalam kompleks perumahan yang tentu saja isinya beragam (usia, suku, agama, selera dsb), tentu membuat warna tersendiri. Mulai dari yang asik-asik hingga kadang mendebarkan. Pengalaman saya tinggal di beberapa jenis lokasi tempat tinggal, telah memberikan cukup banyak pengalaman dalam menghadapi aneka permasalahan tetangga di perumahan, Apa saja itu?
Masalah Klasik dengan Tetangga: Parkir Mobil di Jalanan Depan Rumah
Permasalahan ini banyak kejadian di daerah urban. Mereka yang mempunyai ukuran lahan satu kapling sekitar 100-an meter persegi, seringkali memilih untuk mengoptimalkannya sebagai kamar atau ruangan dan bukan sebagai garasi atau carport. Pengamatan saya, biasanya saat membeli kavling, prioritas mereka adalah membeli rumah — yang mana hal ini sangat tepat!
Hingga akhirnya setelah sekian tahun, saat keadaan ekonomi mulai membaik, mereka pun membeli mobil. Permasalahan klasik pun dimulai. Tak jarang, mereka membeli mobilnya melalui kredit yang mana hal tersebut juga sangat wajar. Kenapa? Lha beli rumah ukuran 36/100 saja juga kreditnya perlu jalan 10-20 tahun baru bisa lunas, bukan?
Apapun alasan dan cara pembelian mobil tersebut, adalah sah-sah saja. Yang menjadi masalah adalah saat di satu jalan atau gang itu ada 2-3 orang yang memiliki pola pikir yang senada. Lebih parah lagi, apabila tetangga yang saling berhadapan, keduanya memiliki mobil yang diparkir di luar rumah. Berikut ini adalah efek yang terjadi:
- Keduanya mesti saling rebutan, siapa yang duluan parkir di depan rumahnya. Apabila keduanya (sebut saja A dan B) nekat parkir di depan rumah masing-masing, jalan menjadi tidak bisa dilewati, bahkan oleh motor sekalipun. Biasanya, lebar jalan di perumahan menengah itu hanya berkisar 6 meter saja alias lebar dua mobil pas tak ada celah.
- Misal mobil A sudah parkir depan rumah A, sehingga mobil kedua B mau “ngalah” tidak parkir di depan rumahnya B sendiri, artinya dia parkir di depan rumah orang lain, misalnya tetangga sebelahnya C. Meskipun hal tersebut mungkin diijinkan oleh pemilik C rumah tadi, tetapi tetap bukan untuk dilakukan setiap hari, bukan? Kenapa? Baca di poin 3.
- Sering kali, mobil B yang parkir nebeng di depan rumah C tadi makin tidak tahu diri. Misalnya, dengan alasan tidak mau nutup jalan, pemilik mobil B tadi memanasi mobil tiap pagi di depan rumah C sehingga asap knalpot masuk ke rumah C. Juga, mencuci mobil di depan rumah C. Kira-kira, pemilik rumah C kesal tidak?
Permasalahan parkir mobil, ternyata sangat pelik sehingga sampai-sampai ada peraturan bahwa warga wajib punya garasi saat memutuskan membeli mobil.
Karena saling kesal, mereka bisa jadi saling menghindari misal saat ada pertemuan warga. Hadeh, tetangga masa’ gitu sih? Terkadang, mereka juga saling perang dingin dan punya tetangga sebagai kubu pendukung masing-masing.
Masalah Klasik di Perumahan: Saat Anak Kita Berantem dengan Anak Tetangga
Permasalahan ini sering kejadian dan kadang aneh. Misalnya nih, anak kita namanya X bermain dengan Y anak tetangga, di rumah Y. Kadang dalam bermain, mereka tidak saling ngalah dan berebut mainan. Saat rebutan, si X rada nakal dan menarik mainan Y, sehingga Y menangis.
Orang tua Y saat tahu anaknya menangis, menjadi tidak terima kemudian memarahi X. Ada juga lho orang tua yang tega memukul atau menjewer anak tetangganya. Hasilnya apa?
Si X menangis hingga pulang ke rumah dan mengadu ke orang tuanya. X bercerita bahwa dia dipukul ama orang tua si Y gara-gara rebutan mainan.
Tak terima, maka si orang tua Y melabrak orang tua X kemudian mereka konflik yang berlarut-larut hingga beberapa hari. Bahkan, hingga melibatkan Pak RT bahkan sampai ancaman aduan ke polisi pun dilayangkan.
Uniknya, beberapa hari setelah anak-anak saling menangis itu, mereka sudah lupa dan bermain bersama. Lha orang tua X dan Y bagaimana?
Sampai beberapa bulan kemudian, mereka masih saling mendiamkan karena dendam dan saling merasa benar. Wehehehehe. Lucu kan? Kalau diperhatikan, hidup di perumahan itu kadang ada lho kisah toleransi yang unik, yang sudah dituliskan pada tautan ini.
Itulah cerita bagian 1 dari aneka Permasalahan Tetangga di Perumahan yang aku sarikan dari beberapa sumber dan lokasi. Kalau kamu, punya cerita apa nih? Share di kolom komentar, ya!
Bermasalah dengan tetangga itu ada aja yac dari hal kecil bisa jadi masalah. Alhamdulillah nya klo di perkampungan masalah cepet selesai karena langsung ada yang nengahin, jadi lsg selesai.
Beda-beda sih mb, meski kampung atau kota.. uniknya kadang lucu2 😀
Sebenernya aku paling sebel sih sama yang suka parkir depan rumah tapi gak punya garasi. Kenapa beli kemdaraan tapi gak disedian rumahnya coba ya? Solusinya sih kalau kayak gini mau gak mau harus nyewa lahan parkir bulanan (kalau ada) biar sama-sama nyaman.
Wah iya… banget sebelnya mba..
Parkiran ini memang selalu menjadi permasalahan dalam bertetangga yah. Aku pun punya banyak tetangga yang punya mobil tapi enggak ada garasinya, alhasil suka memancing keributan karena tidak bisa dilalui. Memang sih akhirnya enggak enakan satu sama lain dan ujung-ujungnya tidak tegur sapa lagi.
Masalah parkiran di perumahan ini beneran masalah klasik….
Masalah parkir mobil ini memang banyak terjadi dan bisa bikin konflik dan stress. Kebetulan saya pernah mengalaminya tapi nanti saya ceritain di blog saja ya sebab panjang kali lebar ceritanya hehehe
Iyaaa… wah kutunggu lho cerita lengkapnya 🙂
Untungnya di perumahanku sini tetangga pada individual, nggak saling berurusan satu sama lainnya jadi ya aman. Kalau nggak, aingle fighter kayak saya pasti banyak yang omongin. Hihihiii. Dasar mulut-mulut tetangga.
Salah satu keunggulan stay d perumahan yg individualisme tinggi adalah kita bebas dari omongan tetangga. Dan itu biasanya d kota2 yg rada gede. Di daerahku krn masuk kota yg tanggung, msh belum bs selepas itu..
Gak cuma di perumahan aja sih sebenernya. Di kampung juga kalo anak berantem mah orang tua juga ikut dan lama kelarnya. Cm yang membedakan adlah ukuran jalan serta kemampuan membeli kendaraan hehe
Wealah. Kebetulan kalau di kampung (asal aku kecil), tetangga satu sama lain udah kenal dari lama banget. Sehingga kalau ada yang berantem, bisa diselesaikan dg cepat karena antar orang tua pasti nggak akan bentrok 🙂
Haduuuu mas Arie, di seluruh nusantara ini kayaknya permasalahan tetangga parkir seenak jidatnya itu udah jadi happening banget yak. Aku mah udah gengges dan d tahap udah cape deeeeh. Seru banget artikelnya ini, karena ak jg ada tulisan soal tetangga ini
Wahahaha. saking banyaknya masalah dg tetangga, makanya ini baru part 1 mbak. Akan ada part 2 dan seterusnya. 😀
Ini sih kerap kali terjadi di perkotaan. Kalau di desa rerata punya lahan yang cukup luas, paling masalah anak2 yang berantem,
Iyaaa.. etapi anak2 yg berantem d desa juga biasanya gk sampe separah d perumahan kota. Para ortunya kan biasanya kenal baik sejak kecil, shg mereka sepakat bahwa anak2 mereka yg perlu dididik, sih.
Wah…Ini Pengalaman yang tak mengenakan bagi saya dan orangtua saya nih bang. Bagaimana tidak dia naruh mobilnya menghalangi kami yang berkendaraan motor keluar masuk.
Semoga orang2 makin sadar ttg gmn memarkir kendaraan di perumahan ya Mas.
Beruntungnya saya tinggal di desa mas, jadi nggak terlalu banyak konflik. Cuma dlu saat saya masih kecil kasus kedua yg mas ceritakan itu ada benarnya.. Permasalahan kecil saat anak dan bermain dan berujung ke masalah orang tua bahkan dulu sampai ada kasus bacok”an. Saya yang masih kecil cuma bisa ngintip dari jendela
Ya Allah, seremmmmmm…
memang sie kak, kalau sama tetangga harus sabar dan tegas sie. Beda karakter orang soalnya. Anak yang berselisih namanya juga anak2 yah, orangtuanya pakai ikut2an segala.
Kalau liat kasus yg begitu, rasanya sebel2 lucu gmn. Tapi sedih, sih.
Untungnya kami tinggal di kompleks yg kebetulan 2 mobil bisa berlalu lalang mas ari… dan setiap rumah ada carportnya… sehingga kalaupun ada mobil parkir dijalan atau didepan rumah biasanya tidak mengganggu kendaraan lain… bahkan beberapa kali halaman depan rumah saya digunakan tetangga utk parkir kendaraannya (ga masalah secara ga ganggu keluar masuk saya) terlebih dia sudah info juga sich… sebenarnya hanya masalah komunikasi saja sich… tapi masalah komunikasi ini jadi rumit ketika ada ego diri didalamnya
Ini adalah contoh perumahan ideal banget, Mas.
Itu kejadian banget di komplek rumahku. Dulu tetangga depan mobilnya tiga, dan mereka males masukkan garasi. Jadi kami kalau pulang, susah masukkan mobil ke garasi sendiri. Pernah, karena kezal, kami ikut-ikut juga diemin mobil di pinggir jalan. Trus mereka engga bisa parkir, trus masukkan mobil ke garasi deh. Syukur, mereka udah pindah. Depan rumah jadi kantor…
Wah ini beneran bikin sebel, mbak. Untung ya udah lewat masa2 itu.
Gapapa, tiap kita punya cara pandang sendiri, pun tetangga. Yang penting saling menghargai dan hapal dengan aktivitas tetangga. Jadi sebelum mengganggu, gangguan sudah disingkirkan.
Tapi saya juga pernah punya tetangga reseh saat di kota. memag jadi sering kesal sih. WKwkwk. Tapi itu dulu, 10 tahun lalu.
Kalau aku menilai seorang tetangga tuh problem apa nggak, adalah dari pengakuan tetangga yg lain. Kalau ada 2-3 org lain yg merasa terganggu, ya udah fix. Dia nyebelin.
Tinggal di perumahan memang banyak seribu drama nya ya kak kalo ditempat sy masalah kucing tetangga yg suka pup di rmh yg ga pelihara kucing.. ketika rumah yg di pup in si kucing ngadu ke yg punya kucing eh ..si tetangga yg punya kucing marah katanya..namanya juga hewan ya suka2 dia mau pup dimn lg ga boleh benci sama kucing krna itu hewan kesayangan nabi…lha sy bilang dunk..ya udh tuh pup kucing yg dpn kaca mobil sy coba dibersihkan…eh tetangga itu bilang..mobil situ kok sy (tetangga)yg suruh bersihin…lha sy nyaut lagi itu kan kucing mu yg pup bambang…duh..jd kyk wong kenthir deh… wkwk jd curcol deh sy…
Terus… dia akhrinya mau bersihin nggak mba?
karakter antar penghuni perumahan dengan perkampungan memang cukup berbeda. lingkungan perumahan biasanya penghuninya berasal dari berbagai daerah, sehingga membutuhkan rasa maklum yang cukup tinggi.. namun dari semua itu kondisi lingkungan akan tetap kondusif bila sesama penghuni saling pengertian…
Kalau di perumahan nanggung (kota nggak, desa juga nggak) itu susah. Seringkali warga ngeluh kalau ada warga yang rada individualis gitu.
wah saya juga pernah ngalamin kejadian yang tidak logis, masa meteran listrik sudah ada tanda bunyi tidak langsung diisi tokennya nanti udah putus aliran listriknya baru diisi token listriknya. bunyinya bikin pusing telinga. dan kejadian itu berulang terus tiap bulan.
WAH. INI TEMUAN BARU. Dan aku juga baru sadar, bunyi meteran listrik yg habis tokennya apalagi saat malam, benar2 berisik.
Paling nyebelin itu yg parkir sembarangan 😒 atau parkir di bahu jalan kanan kiri duuh kalo g punya garasi mbok ya naik grab aja sih yekaaan ngeselin. Mending parkirnya mepet pinggir, ini makan jalanan jd ngagokin org mau lewat
Masalah klasik kan, Mbak 🙂
Hahahaha. Aku pernah ngalamin nih. Ada tetangga parkir persis depan tembok rumahku, dan alhasil pas giliranku masukin mobil susah. Mana harus ngetok-ngetok pintu rumah doi buat suruh mindahin mobilnya. Gak banget kaaaaan.
Ini masalah klasik. Pas kita minta dia mindahin, dia mukanya gk ngenakin banget kan mb?
Wah…Ini pengalaman yang selalu membuat saya marah. Soalnya dia cuek bebek dengan memakir mobil di depan rumah saya. Dan dengan kejengkelan saya akhirnya tuh mobil saya baret-baret waktu tengah malam.
Keesokan harinya dia yang marah, dan menyalahkan saya dan saya bilang sebaliknya. Dia langsung terdiam tanpa kata-kata. Dan Keesokan harinya lagi mobilnya sudah berpindah tempat di depan rumahnya. Dengan meratapi mobilnya yang berbaret-baret tersebut dengan penuh penyesalan.
wahduh. serem, mas. Semoga gk ada masalah lanjutan dikemudian hari yak.
Mas Ari, kebetulan saya tinggal di cluster yang hanya punya 1 jalan. Ada warga (tetangga) yang di tengah komplek, beliau ini kalo parkir suka banget ke tengah. gak mau dipepetin di depan rumahnya. Kadang kalo yang masuk ke dalam kurang lihai, supir suka kebingungan.
Tapi Alhamdulillah tetangga kanan kiri depan samping saya semuanya baik mas.
Rezeki banget saya punya tetangga yang superrrrb. Bahkan taun lalu saat Ramadhan pas saya lahiran di rumah, mereka adalah penolong saya sebelum bidan datang. Seru ceritanya.
biasanya, kalau kasus begini, peran pak RT itu krusial dan esensial, mbak.
Alhamdulillah, saya tidak pernah mengalami keduanya.
Eh, yang kedua pernah tai di pihak tetangga. Anaknya main petasan di rumah kami, petasannya saya minta lalu saya masukkan ke selokan. Anak dan emaknya marah sampai cukup lama. Wkwkwk
Ini rada lucu dan bikin ngakak, sih. Permasalahan antara ibu2 gara ada anaknya yg main petasan.
Kalo di rumahku, yang mengganggu adalah tetangga yang karaokean kenceng banget. Eh tapi entah kenapa tiba2 udah mulai jarang dan volume nya lebih kecil. Ada yg protes kali yak hihi
Mungkin sudah ada yg protes lewat Pak RT, mbak. Atau juga ada ibu2 yang komplen di grup WA perumahan.
Hahaha bertetangga itu memang butuh kesabaran ekstra mas
Kalau aku sih gak ada masalah dengan parkir, di tempatku sudah sejak awal ada peraturan gak boleh parkir di bahu jalan. Punya kendaraan harus siap dengan garasi atau mau gak mau sewa di garasi bersama yang dikelola oleh RT
Masalah yang pernah kuhadapi adalah sampah. Ada tetangga yang bak sampahnya gak pakai penutup. Saban hari dibongkar kucing/tikus, jadi berceceran gitu deh. Nyebelin.
Wah kalo sampah ni skr selain bikin bau dan dibongkar kucing/tikus, juga mengundang ular mba. Gara2nya. tikus mengendus bau tikus.
Ini saya pernah alami.
Di perumahan, di kampung, masalah dengan tetangga emang ga ada abisnya ya
Masalah sepele kalau terus diulang juga bikin gregetan
Betulllllllll.. MEmang musti rada individualis dikit sih, tetapi nggak boleh ganggu tetangga.
Yang mana, Mas Hendra?