
Sebagai seorang ayah dari dua anak laki-laki yang saat ini berusia 8 tahun (Aria) dan 11 bulan (Arka), tentu saya ingin dong, menikmati hari bersama mereka? Selain bermain seperti biasa, ada satu kegiatan bonding dengan anak yang ingin kami lakukan secara reguler, yaitu nge-VLOG alias video blog. Kenapa sih?
Efek positif bonding dengan anak
Sebenarnya, membangun ikatan dengan anak itu tidak perlu fokus pada apa jenis kegiatannya. Menurut saya, segala kegiatan positif dapat dilakukan bersama anak untuk membangun bonding atau ikatan batin. Misalnya bersepeda bersama, main bola, latihan badminton hingga berkebun bersama pun bisa.
Dengan bonding atau kedekatan batin antara orang tua dan anak yang baik, maka anak akan mempercayai orang tua dan akan lebih terbuka dalam menceritakan segala yang terjadi pada dirinya. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan fisik dan batin anak.
Bikin vlog itu asik
Selain kegiatan di atas, di jaman digital ini memang sulit bagi kita, orang tua untuk memisahkan anak dengan gadget yang terkoneksi internet. Nah, kalau sudah begitu, kenapa kita tidak melakukan hal positif saja dengan gadget dan internet? Bikin vlog bersama anak tentu sangat berguna.
Aria dan saya sebenarnya memiliki banyak ide dalam membuat vlog. Hanya saja, untuk mengeksekusi (merekam) video itu satu persoalan. Kemudian, mengedit video juga merupakan persoalan yang lain. Sehingga seringkali ide ya menguap saja tanpa dieksekusi.

Sampai dengan saat ini, kami sudah merekam 3 video untuk vlog, tetapi yang sudah diupload di YouTube barulah dua. Pertama yaitu Tari Penguin saat 17-an Agustus (yang sebenarnya bukan format vlog). Kedua adalah Aria Naik Andong di Karanganom, Klaten.
Nah, sebenarnya, sebelum dua vlog yang sudah naik di YouTube itu, kami punya rekaman video tentang pelajaran biologi, yaitu pengaruh cairan terhadap kemampuan berkecambah kacang hijau. Keren kan?
Hanya saja, karena agak banyak dan ribet potongan-potongan videonya (karena diambil dalam 5 hari) maka belum saya edit. Hahahaha.
Perlu apa saja sih untuk membuat Vlog bersama anak?
Awalnya, saya kira dalam membuat vlog itu perlu biaya mahal dan ide yang rumit. Ternyata saya salah. Berikut hal-hal yang diperlukan:
- NIAT. Yak benar. Tanpa niat, mau punya gagasan apapun ya gak bakalan bisa terealisasi.
- IDE. Nah, untuk membuat vlog bersama anak, perlu disepakati bersama si anak, kira-kira merekam kegiatan apa, yang menarik bagi si anak. Misalkan anak suka naik sepeda di sore hari, ya bikin vlog saja mulai persiapan kegiatan sepedaan hingga balik lagi ke rumah jelang maghrib.
- PAKAI ALAT YANG ADA. Maksudnya, tidak perlu menggunakan kamera mirrorless atau DSLR dalam membuat vlog. Pakai kamera HP anda saja sudah cukup. Ingat, outputnya nanti adalah vlog yang diupload di YouTube dan merekatkan hubungan dengan anak, sehingga kualitas gambar video adalah prioritas ke sekian.
- REKAM VIDEO DENGAN CERIA. Tidak perlu serius-serius bernarasi saat merekam video. Misalkan ada salah ucap atau sudut pengambilan video yang miring pun tidak perlu mengulangi proses rekaman. Just let it flow.
- LIBATKAN ANAK DALAM MEREKAM. Maksudnya, berikan porsi ke anak dalam memegang kamera dan yang bernarasi, sehingga anak akan tahu bahwa perekaman video ini adalah karya bersama.
- EDIT VIDEO DENGAN SEDERHANA. Anda bisa menggunakan free video editor baik di HP ataupun komputer dalam membuat vlog ini. Tidak masalah. Yang penting, potongan-potongan video disusun urut secara kronologis dan ada cover di awal video dan penutup. Tidak perlu banyak animasi.
- UPLOAD di YouTube. Ya iyalah ya, ngapain bikin vlog tapi cuma dinikmati di HP atau laptop di kalangan terbatas kan?
- SHARE LINK VLOG. Jangan lupa share link vlog anda di media sosial (Facebook, Instagram, Twitter bahkan group-group WhatsApp perumahan). Juga, ajak si anak untuk mempromosikan vlog dia kepada teman-temannya.
Nah itu saja sih, menurut pengalaman saya. Semoga berguna bagi para pembaca semua. Selamat nge-vlog sambil menikmati bermain bersama anak anda … 🙂
>>> update: Silahkan klik untuk membaca cerita lanjutan nge-vlog bersama anak disini.
Penting banget membangun kedekatan dengan anak ya, karena itu juga yang berperan dalam membentuk karakter anak ketika dewasa nanti.
Bangga punya ayah begini mah. Anak bahagia, keluarga bahagia.
Makasih mbak Ida 🙂
Menyenangkan sekali bisa membuat vlog bareng anak, cuma kayaknya tidak semua ayah yang bisa, kan ada juga ayah yang jaim gitu.
Iya mas. membuat vlog bersama anak itu hanyalah pilihan kegiatan saja Mas 🙂
Aku sudah beli peralatan buat ngevlognya, dari mikrofon sampai tripodnya
cuma anak yang kecil suka rusuh sama peralatan elektronik, jadi belum kubuka haha. nanti ngevlog sama si kakak aja
Ayok mas… Share link ya. hahahah.
Wah jadi tau jelas mukanya mas arie stelah foto kmren di twitter wkwkwkw
Anak happy mas pas diajak nge vlog? Nggak kapok kan?? Hihi apa dia punya yutuber idola jugak jadi gak aneh pas diajak take video?
Wadududududu.. hahahahhaa.
Kebetulan anak nggak punya YOuTuber idola. Karena aku ngenalin ke Aria tu konten dan dikit2.. bukan publishernya.
Masih tetep ngebatesin dia main HP sih. Lha masih kelas SD juga.
Kebersamaan bersama anak pastinya bisa dilakukan dengan berbagai cara yah. Ini seru banget pastinya buat vlog gini, saling bertukar ide juga untuk menciptakan konten-konten videonya. Sukses terus untuk channelnya yah.
Makasih mb Ririn 🙂
Antara ide dan eksekusi sering gak sinkron, mbak. hahaha. masih sering mager bikinnya. Padahal ide ada banyak.
Keren banget kalau anak mau diajak ngevlog. Super keren. Saya langsung mengartikan betapa kuat bonding ayah dan anak juga,selain kemampuan dan kepercayaan diri yang baik sehingga berani bicara di depan kamera.
Anak saya, difoto saja tidak mau.
Aku yakin, tiap anak beda-beda minatnya Mbak. Seperti misalnya Aria (anak pertama) itu suka hal-hal teknologi (seperti ngevlog ini), juga gambar.
Saat awal-awal, gambarannya benang ruwet Mbak. Tapi kami fasilitasi papan gambar dan spidol. Entah sudah habis berapa ratus spidol -yang nggak cuma habis tapi juga dirusak karena anaknya nyoba-nyoba.
Alhamdulillah, sekarang Aria gambarannya udah makin jelas.
teman kantor baru aja cerita kalau anaknya sedang mulai menjadi youtuber, minta dibelikan ini itu buat senjata. Dunia orang tua sekarang memang harus ikuti perkembangan jaman anak-anaknya heheeh
Wah kalau ortunya berpunya sih gpp memenuhi ini itu memenuhi pinta si anak buat ngevlog 🙂
Beneran bisa buat seriusin ngevlog… asal tujuan awalnya bukan untuk nyari duit dulu tapinya… 😀
Ngevlog bareng anak memang bisa menambah keakraban anak dengan orang tuanya. Saya sendiri beberapa kali ngevlog bareng anak-anak, tapi belum pd untuk upload di youtube. Masih sebatas jadi konsumsi pribadi
Asalkan nggak merekam sesuatu yang sifatnya privat, aku kira gpp mbak kalau diupload. Misalnya, aktivitas outdoor yang bukan di rumah semacam sepedaan bareng atau jalan-jalan ke car free day gitu.
Nah ini pernah saya lakukan, dan sampai saat ini pun belum mahir edit videonya, sempat buat channel youtube untuk anak yang masih 2 tahun. suka gemes gitu jadi pengennya di abadikan melalui rekam video.
meskipun diawal hanya untuk iseng atau hanya untuk mengabadikan momen saja, sebaiknya pastikan tidak ada musik yang copyright didalamnya. karena rejeki tidak ada yang tahu, suatu saat channel kita berkembang dan bisa menghasilkan. kalo video ada yang copyright sedih apalagi penyumbang trafic, mau dihapus sayang kalo ga dihapus bermasalah.
Iyaaa… pake music2 yg free aja sih mas. Etapi yang penting ekseskusi dulu lah. Koreksi kemudian.
Keren ini, kl aja seluruh ayah di Indonesia perhatian utk meningkatkan bonding dg anaknya. Gak kejadian deh Fatherless Country spt yg dikhawatirkan psikolog Bunda Elly Risman.
Wah kreatif sekali bapak satu ini..pasti nanti anak nya pnya kenangan baik terhadap figur bapak yang kreatif seperti ini…maklum jmn now kebanyakan figur bapak sibuk dengan gadgetnya alias urusan sendiri..hehe..sukses terus ya kak
Aamiin.. aamiin. Maturnuwun 🙂
Zaman kita dulu kenangan diabadikan lewat album foto. Zaman sekarang album foto kayaknya udah langka. Saya baru saja 2 bulan lalu nyetak 4 album foto anak-anak, takut filenya hilang karena cuma nangkring di Instagram. Kita gak tahu sampai kapan Instagram itu gratis (bisa jadi nanti berbayar), atau bisa jadi punah kayak Friendster dan akhirnya foto2 keluarga juga pada hilang.
Saya juga senang bikin rekaman video anak dan diupload ke YouTube. Senang saja jika anak-anak nanti pas udah pada gede melihat kenangan masa kecil mereka.
BTW semangat ya nge-uploadnya mas. Hehehe
Alhamdulillah, di rumah saya ada album fisik mbak. 1 anak 1 album sendiri, isinya dari mereka d perut sampe terkini. InsyaAllah sampai akhir hayat istri dan saya, album foto itu semoga jadi kenangan yang manis bagi Aria dan Arka.
*Eh kok aku terharu dan hampir keluar air mata ni nulis reply-an komen ini. 🙂
Bisa aja mas ari… bondingnya dapat, conten youtube juga tercipta.. sekali mendayung 2 tiha pulau terlewati plus menyelam sambilm minum air…
Alhamdulilah mas 🙂
Penting sih untuk orangtua ini bonding dengan anak, apalagi kalau orangtua yang tidak selalu ada di rumah. Vlog ini jadi ajang yang asyik sih, bisa sekalian meraih adsense juga nantinya,hehe
Ahahhaha.. adsense? nggak kepkiraaaannnn…. YouTube kejam syaratnya sekarang 😀
Mempererat kasih sayang pada anak dengan cara digital. Suatu saat, aku juga ingin memperkenalkan era digital ini kepada anak-anakku. Biar tumbuh dan berkembang dengan era kekinian
Iya mas Kholis. Daripada ngelarang anak main HP.. kan mendingan ngajak main hape tapi belajar dan produktif. 😊😉😊
Eciyee sok iyes saya mah 😁😁😁
Zaman sekarang banyak jalan menuju kreatif. Seru nih. Bikin berseri Kak, tema tertentu. Ya semacam riset gitu bareng anak, pakai benda sekitar kita. Biar menginspirasi keluarga lain. Ehehe…enak aja yah aku, main usul…
😉 ide ada banyakkk.. tapi spt yg saya tulis.. punya ide itu satu hal. Eksekusi rekam video satu hal. Editingnya satu hal. 😊😉😊😉
Wah keren nie buat vlog dengan anak seru kayanya kak, semoga bisa buat duet vlog yang bermanfaat ya siapa tau hits mampir YouTube ku juga dong saling subscribe
wah Siaapppp…. ayok mbak 🙂
Saya sudah upload 1 video. Sebenarnya sering juga mencoba bikin vlog sama anak. Cuma masalahnya anak saya ini pemalu banget. Kalau tahu dia sedang direkam, langsung melengos dia. Ha ha…
Hahaha. Nah, berarti bonding sama anaknya bukan d vlog mungkin Mas… Bisa jadi touring bareng.. berenang.. atau hal lain 🙂
Seru juga sih ngevlog sama anak. Selain ngevlog itu kegiatan positif, bisa juga dijadikan melatih kepercayaan diri. Sehingga si anak bakal terbiasa berbicara untuk menyampaikan informasi. Dilanjutkan terus ngevlognya ya!
Iya kak. Saat ngevlog, saya juga mengajarkan ke anak, bahwa kita tidak boleh mengumbar informasi pribadi di internet. Semoga bisa konsisten. Bissnillah.
asyiaaap! anaknya ngefans sama asyiappp asyiap itu gak sih? hehehe. Semoga jadi Vlogger yg bermanfaat seperti Agung Hapsah
NGGAK …. itu yg gitu2 nggak kubolehin lihat. Kalau tahu, iya dia tahu kok mbak.
Visioner bgt deh emang bapak satu ini, anaknya kecil-kecil udah diajarin ngevlog. Semoga nanti besar jadi vlogger berfaedah yg kontennya berkualitas gak kaya jaman now. Lanjutkan mas!
Ya daripada sekedar melarang nggak boleh mainan HP, kenapa nggak barengan aja mainan HP sekaligus beraktivitas dan belajar 😀
Ya kan mba 🙂
Iya juga ya, beraktivitas dalam satu frame bersama anak selain menambah variasi channel YT juga yang paling utama menambah keakraban bareng anak. Kalau udah diunggah di channel, anak juga bisa melihat lagi kalo dia sama bapaknya punya hubungan yang harmonis. Kalau beruntung, sang anak juga bisa lihat keharmonisan itu di kala dewasa.
Iya Bang. Kebetulan anak saya juga tahu tentang hal itu, bahwa ini tu beneran bikin kangen ayah dan anak. 🙂
Latihan n’vlog dgn famili mengedukasi anak jd lebih lebih kreatif dan percaya diri, makin happy yg penting lagi bikin keluarga guyup rukun & bisa eksis asyik bahagia 2 dunia & akherat
Betul banget kak Ninong. Anak juga makin terasa dekat dengan orang tua.
Terima kasih sudah berkenan mampir dan berkomentar 🙂