4 Penyebab Gagalnya Mengajar Online

kenali apa saja 4 penyebab gagalnya mengajar online agar materi bisa sampai tanpa terkendala listrik dan koneksi serta aplikasi

Aktivitas belajar online merupakan salah satu kegiatan yang akrab dilakukan selama masa pandemi ini. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penularan virus yang sangat cepat terjadi jika dilakukan pembelajaran secara konvensional alias tatap muka. Dalam praktiknya, kegiatan belajar online ini mempengaruhi cara pembelajaran. Bagi siswa, pembelajaran berubah dari belajar di dalam ruang kelas secara bertatap muka menjadi belajar dirumah dengan menggunakan internet alias belajar online. Sedangkan bagi para pengajar, sistemnya berubah dari mengajar secara bertatap muka dan praktik langsung menjadi mengajar online yang dilakukan pada kelas virtual (virtual class) dan website yang dapat digunakan sebagai ruang kelas (classroom web).

Kenali Apa 4 Penyebab Gagalnya Mengajar Online

Perubahan ini tentu membawa berbagai masalah. Mulai dari ketidaksiapan tenaga pendidik, siswa, dan juga fasilitas yang perlukan. Kegiatan belajar secara online ini menjadi amat beresiko karena berbagai penyebab. Resiko ini disebabkan karena kurangnya peraturan yang jelas dari pihak sekolah dan rumah sebagai tempat belajar online. Pada awal pandemi misalnya, perubahan secara mendadak sistem pengajaran membuat banyak pihak tidak siap. Akibatnya, banyak siswa yang terpaksa tidak mengikuti kelas karena kurangnya fasilitas dan pengetahuan dasar mengenai kelas online. 

Kualitas kegiatan belajar mengajar ditentukan dari proses yang dilakukan dan juga capaian dari siswa terdidik dalam memahami materi pembelajaran. Siswa yang tidak paham dan guru yang sulit memantau siswa saat kegiatan belajar online menjadi salah satu indikator kurang efektifnya kegiatan belajar dan mengajar secara online. Untuk mengurangi resiko kegagalan dalam mengajar online, maka perlu diketahui penyebabnya. Berikut adalah beberapa penyebab gagalnya mengajar online:

1. Akses Teknologi yang Terbatas

Kesetaraan dalam mengakses teknologi ini tidak merata untuk seluruh kalangan. Para pengajar dengan tingkat ekonomi rendah tidak mendapatkan fasilitas yang menunjang dari pihak sekolah. Pihak sekolah pun merasa keberatan saat harus menyediakan fasilitas secara mendadak. Dalam kondisi normal pun, kalangan dengan akses infrastruktur yang terbatas sudah kesulitan melakukan kegiatan belajar mengajar apalagi jika dilakukan pembelajaran secara online yang semakin sulit dijangkau.

2. Gagap Teknologi

Penggunaan teknologi dirasa lebih mudah bagi masyarakat yang biasa menggunakannya. Namun hal yang berbeda terjadi pada masyarakat yang tidak terbiasa menggunakannya. Di dunia pendidikan sendiri, terdapat tenaga pengajar berusia dewasa madya (41-60 tahun) yang kurang familiar dengan penggunaan gadget. Hal ini  menyebakan para pengajar ini memilih cara yang paling mudah dengan membagikan soal melalui pesan chat dan memberi pesan untuk mengerjakannya. Padahal bagi siswa, soal yang dikerjakan belum dijelaskan sama sekali oleh sang pengajar. Sedangkan penggunaan aplikasi tertentu juga dirasa menyulitkan karena harus melalui berbagai langkah pengoperasian. Aplikasi yang error juga menjadi salah satu kekhawatiran bagi pengajar karena tidak adanya pengetahuan untuk memperbaikinya.

3. Penggunaan Aplikasi Chatting Sebagai Sarana Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar secara online sebenarnya dapat dilakukan dengan maksimal menggunakan virtual class maupun classroom website. Namun karena kurang familiarnya dengan teknologi, pengajar memilih untuk menggunakan aplikasi chatting. Hal ini menyebabkan proses belajar mengajar tidak terjadi dengan efektif. Ketidakefektifan tersebut karena banyaknya murid yang tidak mengerjakan tugas tepat waktu dan juga tidak diawasinya proses pengerjaan soal sehingga rawan terjadi kecurangan dalam mengerjakannya. Penggunaan virtual class dengan aplikasi seperti  Zoom dan google meet dapat menjadi solusi sehingga meskipun di rumah saja, kegiatan belajar mengajar terpantau dengan efektif. Meskipun awal penggunaannya memiliki tingkat kesulitan tersendiri.

4. Terganggunya Jaringan Internet Hingga Listrik

Terganggunya jaringan bukan hal yang jarang terjadi dalam kegiatan pembelajaran online. Jaringan internet dan listrik yang terganggu dapat terjadi karena cuaca, rusaknya perangkat pemancar, kurang sinyal, hingga tagihan yang belum terbayar. Hal yang dirasa sepele namun berdampak besar dalam kelancaran proses belajar mengajar online karena sebagai komoditas utama. Salah satu contoh yang sering terjadi yakni ketika siswa melakukan submit tugas di classroom web namun koneksi internetnya tidak mendukung menyebabkan tugas siswa hilang dan tidak masuk dalam database setor tugas yang dimiliki oleh sang pengajar.

Itulah beberapa penyebab gagalnya mengajar online yang terjadi saat ini. Konversi kegiatan belajar mengajar dari offline (tatap muka di sekolah) dengan online tentu memberi tantangan tersendiri. Bagi tenaga pengajar, selain kompetensi mengajar yang ditingkatkan juga perlu untuk meningkatkan kompetensi teknologi. Peningkatan kemampuan untuk mengolah teknologi dan informasi akan selalu diperlukan karena pengajar selalu berhadapan dengan siswa yang berubah dari masa ke masa. Maka tenaga pengajar pun diharapkan mampu mengimbangi kemampuan teknologi siswanya di tingkat yang setara.

About arigetas 434 Articles
Family man. Ayah dua orang putra yang suka iseng, absurd, guyon receh serta hobi main badminton. Terkadang bisa serius.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*