Jangan Menilai Seseorang (hanya) Dari Social Media

WYSIWYG

What You See is What You Get. Kalimat tersebut seingat saya, mulai masuk di telinga saya ya pada awalnya Windows 3.1 dan Ms.Office. Jamannya masih menggunakan Wordstar, apalagi chi writer.. (duh ketahuan umurnya.. hahaha).. belum ada istilah itu.

Mirip dengan aplikasi office, pun demikian dengan fenomena sosial media (SocMed) yaitu Facebook (FB) dan Instagram (IG) yang saya perhatikan, utamanya setelah saya menimba ilmu di Thailand ini. Di dalam postingan2 di SocMed, paling tidak ada dua kubu.. yaitu yang suka memposting…hal-hal sedih dalam hidup mereka.. dan kubu kedua yang hanya memposting hal-hal menyenangkan dalam hidup mereka.

Nah, kebetulan saya termasuk penganut kubu kedua.. isi postingan FB dan IG saya nyaris 100% gak jauh jauh tentang badminton. makanan, makanan dan makanan.. (hehehe) trs keluarga (termasuk teman2 dekat yang sudah saya anggap saudara) dan tempat wisata yang saya kunjungi. Nah, apa sih efeknya bagi teman2 yang membaca apapun postingan kita? Kalau kata orang bijak sih begini:

Haters gonna hate and lovers gonna love, no matter on what we post on SocMed..

Kesimpulannya, yaudah.. posting aja apa yang kamu suka misal yang sedih2 dalam hidupmu.. teorinya sih… tentunya disampaikan dengan bahasa yang agak sedikit bersayap dan diplomatis, sehingga tidak terasa terlalu “menusuk” bagi pembaca yang kebetulan berseberangan pendapat dengan kita.

Kemudian, apabila kita mengkritik sesuatu yang merugikan kita.. sebaiknya jangan cuma mengkritik,.. tetapi sebaiknya juga disertai solusi yang sekiranya tepat. Oh iya, kalo kita memposting hal2 seedih terus… orang akan menganggap kita itu cengeng.. Lhah terus berarti sebaiknya kita posting hal-hal yang terlihat membahagiakan aja dunk ya? SALAH… Untuk saya, hal tersebut tidak berlaku.. Misalnya saya sering ditanyai atau dikomentari entah bercanda:

Lho di Thailand itu sekolah atau badminton ya? Lagian ini malah makan dan jalan2 aja kerjaannya…

Nah begitu lah… padahal saya cuma manusia biasa seperti anda semua, saya juga punya cukup banyak hari buruk.. masa2 jatuh, berantem sama istri (bohong nih kalo udah nikah, tapi gk ngaku pernah berntem khan? hahaha), berseberangan sama temen2, agak gimana sama dosen (baca:dimarahi dosen) .. dll dll.. Cuma bedanya, saya gak upload hal2 tersebut.

Jadi disini saya belajar (lagi) suatu hal, dengan lebih mendalam, bahwa kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari apa yang orang itu upload di SocMed. Karena kita hanya tahu sedikit sisi hidup orang tersebut… 🙂

Selamat berhari minggu,
31 Juli 2016

About arigetas 440 Articles
Family man. Ayah dua orang putra yang suka iseng, absurd, guyon receh serta hobi main badminton. Terkadang bisa serius.

2 Comments

  1. I’am agree tapi banyak orang terkadang merasa bahwa orang yang mempublikasi apa perasaannya di sosial media itu berlebihan dan terkesan mengganggu.

    • yup.. ya kalo aku sih, merasa ngga keganggu dg apapun yg temen2 aku upload. Karena ya itu sifat dia. Kalau udah ngga nyaman, bisa saja kita me-mute update-an status temen tanpa meng-unfriend. Jadi di real life bisa tetep berteman.

      Kecuali udah parah banget update-annya (beda paham misalnya), mending ngga usah berteman demi kesehatan batin masing2.

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*