Menikah merupakan babak baru dalam kehidupan. Yang tadinya biasa sendiri dalam mengambil keputusan, sekarang harus berkomunikasi dengan pasangan dalam mengambil keputusan. Perubahan besar berikutnya yang terjadi dalam kehidupan adalah ketika kita memiliki anak. Bukan hanya pasangan lagi yang menjadi tanggung jawab kita, namun ada anak yang harus dididik, diberikan pendidikan layak, gizi yang cukup untuk mempersiapkan masa depan mereka. Tanpa strategi pengaturan keuangan yang baik, mimpi kita membahagiakan keluarga akan sia-sia. Artikel ini memberikan tips bagaimana perencanaan keuangan keluarga muda agar siap secara finansial.
~Inez Dwijayanti, 2020.
Strategi Perencanaan Keuangan Keluarga Muda Perlu Apa Saja?
1. Berdiskusi dengan pasangan untuk merencanakan tujuan keuangan
Transparansi dalam mengelola keuangan sangat penting. Suami yang menjadi pencari nafkah, istri yang mengelola keuangan. Keduanya harus bersinergi agar perencanaan keuangan keluarga dapat optimal. Di awal membina rumah tangga sebaiknya menyamakan visi dan misi dalam mengelola keuangan.
Merencanakan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang dalam keluarga. Tujuan jangka pendek biasanya uang likuid yang harus tersedia dalam hitungan bulan atau kurang dari dua tahun. Tujuan jangka menengah adalah goals yang ingin dicapai dalam jangka waktu 2-5 tahun. Tujuan jangka Panjang adalah goals yang ingin dicapai dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun.
2. Merencanakan Anggaran Bulanan Bersama
Untuk bisa menganggarkan bulanan kita harus mengetahui pengeluaran bulanan yang dilakukan. Cara untuk mengetahuinya mudah, yaitu dengan mencatat pengeluaran bulanan tiap hari dari awal bulan hingga akhir bulan, lalu mengelompokan pengeluaran bulanan.
Misalnya saja nanti dari pengeluaran tersebut akan dibagi beberapa pos pengeluaran seperti kebutuhan hidup dasar ( listrik, air, telepon, iuran bulanan RT,hutang ), biaya transportasi, biaya makan, biaya internet, biaya rekreasi, biaya tabungan, biaya asuransi, dan biaya untuk gaya hidup.
Biaya maksimum untuk kebutuhan hidup sehari-hari usahakan maksimal 50%. Untuk biaya saving 30%. Untuk biaya gaya hidup dan rekreasi maksimal 20%.
Jadi bila memiliki penghasilan sebanyak 10 juta maka maksimal pengeluaran untuk biaya hidup 5 juta, pengeluaran untuk saving 3 juta, untuk gaya hidup dan rekreasi maksimal 2 juta per bulan.
3. Memiliki Asuransi Jiwa
Apabila di dalam keluarga menjadi pencari nafkah satu-satunya dan memiliki tanggungan, misalnya istri dan anak maka wajib bagi suami memiliki asuransi jiwa. Selain itu bila memiliki cicilan dalam jumlah besar seperti misalnya cicilan rumah, maka juga wajib memiliki asuransi jiwa.
Kenapa wajib memilikinya?
Agar keluarga tetap dapat menjalani kehidupan walau pencari nafkah telah tiada dan tidak terbebani hutang cicilan. Bayangkan bila sang suami meninggal dan hutang rumah belum lunas, bank bisa saja mengambil rumah dan keluarga menjadi terlantar.
Besaran asuransi jiwa yang harus dimiliki minimal 10 kali pendapatan keluarga tahunan. Jadi bila ingin membeli produk asuransi jiwa bisa memilih nilai uang pertanggunangan sebesar 10 kali pendapatan tahunan. Diharapkan dalam jangka waktu 10 tahun itu dengan uang yang ada keluarga dapat melanjutkan kehidupan dengan uang pertanggungan tersebut.
4. Memiliki Asuransi Kesehatan
Kita selalu berharap bahwa diri kita dan keluarga selalu dalam keadaan sehat walafiat, namun tidak ada satu pun yang tahu apa yang akan terjadi. Memiliki asuransi kesehatan sangatlah penting. Jadi apabila salah satu dari anggota keluarga sakit, ada asuransi kesehatan untuk mengcover biaya pengobatan.
Bayangkan bila kita mengeluarkan uang untuk pengobatan dari rekening tabungan. Bisa jadi uang tabungan kita habis, padahal ada kebutuhan penting yang direncanakan dengan tabungan itu. Namun bila kita memiliki asuransi kesehatan, asuransi tersebutlah yang membiayai pengobatan.
Untuk asuransi kesehatan, sebaiknya memiliki asuransi kesehatan murni agar lebih optimal manfaatnya. Bila keluarga belum memiliki asuransi kesehatan, minimal sudah terdaftar dalam BPJS. Bila ingin mendapatkan manfaat yang lebih premium bisa memilih asuransi dari pihak swasta.
5. Mempersiapkan Dana Pendidikan
Sebagai orang tua kita pasti menginginkan Pendidikan terbaik untuk anak-anak. Menyiapkan dana pendidikan anak merupakan tujuan keuangan jangka panjang. Biaya Pendidikan tiap tahun mengalami kenaikan, semakin dini menyiapkan dana Pendidikan semakin baik.
Mempersiapkan dana pendidikan harus menjadi prioritas utama bagi keluarga muda. Lebih baik menyisihkan uang sedini mungkin dan diinvestasikan sehingga dana berkembang daripada harus meminjam uang ketika anak mau memasuki kuliah dan membayar uang bunga.
Instrumen investasi jangka panjang yang bisa dipilih bisa berupa saham, reksadana saham. Kenapa dua instrument ini? Karena instrument ini memiliki imbal hasil yang besar di atas deposito dan cocok untuk investasi jangka panjang.
6. Memiliki Beberapa Sumber Penghasilan
Penghasilan untuk keluarga tidak hanya dari gaji bulanan saja. Kita bisa memanfaatkan banyak usaha sampingan untuk menambah pundi-pundi keuangan keluarga. Misalnya saja bisnis online hingga menjadi pekerja freelance pada waktu luang, bisa menjadi alternatif penghasilan tambahan. Jangan lupa untuk memisahkan uang tabungan dan uang untuk bisnis.
7. Mempersiapkan Dana Darurat
Sebagai keluarga muda yang sudah memiliki anak dan istri sebagai tanggungan maka sebaiknya keluarga tersebut memiliki minimal 6-12 bulan biaya hidup. Jadi bila terjadi pemecatan, kebutuhan mendadak maka keluarga tetap memiliki pemasukan untuk bertahan hidup selama 6 bulan ke depan. Uang ini tidak boleh dipergunakan di luar kebutuhan darurat.
8. Mempersiapkan Dana Pensiun
Umumnya usia produktif karyawan swasta dimulai dari usia 25-55 tahun. Setelah usia itu ada kemungkinan dipensiunkan atau diperpanjang usia pensiunnya. Biasanya karyawan diberikan BPJS Ketenagakerjaan untuk masa pensiunnya, namun seringkali uang itu tidak cukup. Uang pensiun yang diberikan perusahaan hanya bertahan selama beberapa tahun saja.
Bayangkan bila uang pensiun habis hanya dalam waktu 3 tahun, maka sisa hidupnya harus dibiayai dengan uang darimana?
Perencanaan pensiun harus disiapkan dari jauh-jauh hari. Perencanaan pensiun juga merupakan perencanaan jangka panjang. Sebaiknya memilih instrument investasi yang khusus jangka Panjang. Seperti misalnya reksadana saham dan saham.
Ketika anak sudah selesai kuliah, tanggung jawab sebagai orang tua untuk menyediakan dana Pendidikan sudah selesai. Orang tua bisa bernafas sedikit lega karena bisa fokus untuk merencanakan persiapan pension.
Sebisa mungkin cicilan seperti rumah maksimal di umur 45 tahun sudah selesai sehingga bisa mengalokasikan dana lebih banyak untuk perencanaan pensiun.
Demikianlah tips perencanaan keuangan keluarga muda. Semoga informasi ini membantu keluarga muda di Indonesia untuk merencanakan keuangannya dengan baik.
Sebagai calon pasmud sangat…sangat…sangat perlu sekali untuk mengatur keuangan agar tidak mengalami kesulitan keuangan
Semoga lancar dan smooth Mas dalam pengaturan keuangannya 🙂
Asuransi jiwa dan dana pensiun selalu terlupakan saat menyusun anggaran rumah tangga.Dan kerasa banget saat ada musibah atau telah masuk masa pensiun
Betul, tetapi meski aku pun tahu, kenapa ya anggaran keuanganku belum sanggup memasukkan asuransi …
pas banget nih seperti yang aku butuhkan.karena selama ini perencanaan keuangan saya dan suami amburadul. seadanya uang ya dipakai. kalau gak ada uang bingung cari pinjaman. hiks… kalau perencanaan uangnya bagus gak mungkin sampai ada hutang kan. siip, makasih mas.bisa dijadikan evaluasi bersama suami nih.
Iya mba, minimal tabungan dan pos dana darurat musti disisihkan sejak awal gajian.
Memang untuk keuangan keluarga harus dibicarkan dengan pasangan.
Semoga pasangannya mau diajak kerja sama dan komunikasi…
Kalau nggak bisa komunikasi, wah, bakal berabe tuh…
Banget. Bisa bubar keluarga kalau gak trans[aran, Mba.
Kalau saya, asal istri gak boros, pasrah aja gimana ngelola keuangan keluarga
Wahahahaha. Iya mas.. dua pihak musti gak boros.
aku setuju, pun sama poin penghasilan tambahan, meski 2-2 nya kerja, kayaknya kalao udah berkeluarga ttp harus memikirkan dana dana darurat, dana pendidikan dll yg mana itu nggak sedikti, klo merasa cukup dgn penghasilan yang ada ya mgkin cukup sampai situ ya,, tapi jaman makin maju, pengeluaran makin banyak, semakin byk tabungan dan investasi kayaknya makin tentram gitu buat masa depan keluarga
Betuulll… Dana pendidikan anak itu nggak murah mba. Aku bersyukur banget dulu sempat nabung buat pendidikan anak..
Sebagai calon keluarga muda, tips tips disini kayaknya bisa diterapin nih. Aku juga sekarang udah banyak baca-baca perencanaan keuangan juga untuk mempersiapkan hal ini
Semangat mas Rifqi.
Semua hal di atas Alhamdulillah sudah dilakukan. Nah tapi kalo urusan cicilan, kami nggak ada, dan pinginnya tetap nggak ada.Cuma memang imbasnya, sampai sekarang masih ngontrak.
Iya mbak Amel. ini memang lebih ke pilihan. Kalau kami pribadi, memilih kredit rumah karena untuk cicilan per bulannya masih di bawah 30% income kami Mba. Ya itung-itung seperti bayar sewa rumah sih.
Artikelnya penting banget nih buat pemuda pemudi yang berencana menikah dalam waktu dekat. Bagi saya yg masih bujangan ini, tentu saja tantangan utamanya adalah rumah. Kayaknya harga properti makin tahun makin naik. Kalau pun cicilan ya bener juga harus habis sebelum umur 45 ya
Cicilan sebaiknya selesai sebelum usia 45 tahun, Mas. Biar lebih leluasa buat menjalani hidup.
Tips nya bisa dicoba nih Mas, sebagai lulusan teknik mesin dan ilmu pertanian, saya gak terlalu ngeh dengan urusan keuangan hhe
honestly, aku juga lebih paham saat mengedit tulisan ini, Mas.
wow butuh perencanaan yang baik sekali kalo udah berkeluarga.
kalo aku slama ini palingan masih berusaha buat siapin dana darurat, setelah sekian lama agak susah nabungnya
Awas ya mba, dana daruratnya jangan sampai keambil buat senang-senang. Hahhahaa.
Wah, saya salah sebut dengan kata “mbak”. salam kenal mas. Point 7 memang sangat perlu apalagi dengan kondisi sekarang di Indonesia
Iya mba, gpp.
Wah masukan banget nih buat saya selaku keluarga baru. Banyak hal yang bisa dipetik setelah membaca artikel ini. Bahwa semua hal itu perlu direncanakan sebaibaiknya. Bukan begitu kan mase?
Iya Mas. Udah direncanain aja masih sering meleset kok Mas.
Penting banget ini perencanaan keuangan sebelum atau saat menikah. Karena kehidupan setelah menikah banyak yang harus diprioritaskan oleh tiap pasangan. Good info, thanks k.
Sejak sebelum menikah memang musti udah latihan mengelola uang sih Mba.
Direncanakan saja terkadang bisa meleset tapi lebih berbahaya lagi kalau ga memiliki perencanaan sama sekali ya mas…TFS mas arie… btw pake asuransi apa?
Nah, asuransi ini Bang aku yang belum bisa nerapin. Belum cukup dananya 🙂
Perencanaan yang sangat matang, Bang. Tidak banyak yang bisa mematok di umur 45 sudah bisa lunas rumah/punya rumah sendiri. Hadeh…jadi tersentil nih.
Kebetulan aku dulu memang planning sebelum anak TK sudah punya rumah dg cicilan ringan, sehingga saat anak mulai sekolah, kami sudah tidak merasa berat lagi.
wah terima kasih tipsnya mas ari, aku belum nerapin semua sih. apalagi asuransi aku masih abu-abu di sana hehe
Sama mba, kalau aku di asuransi lebih ke berat saja sih.
Ini keren banget mas, meski pun sekilas kalo kita membacanya langsung nyeletuk, “Duile, gaji semua harus diposin buat asuransi (asuransi jiwa lah, askes lah, dapen lah). Hehehe. Memang benar kata orang, masa muda harus berjuang keras, jangan langsung mau hidup enak mulu kalo gak mau susah pas tua.
Iya mba, betewe, membaca ini rasanya memang masih jauh juga aku bisa memenuhi semuanya. Ahahaha. Yang penting ada progress dalam pengaturan keuangan ya Mba.
Asuransi ini perlu banget sebenarnya ya mas ari? Suami & istri ya? Sayangnya paling kecil 500-1 juta, nah berdua 2 juta setiap bulan. Agak berat sih, ini yang jadi pertimbangan kan dana menggendap minim 5-10 tahun ya? Agak berat sih,
Nah iya mba. Asuransi ini aku yang juga belum sanggup, meski tahu itu penting.
nah point no.6 setuju banget dan penting. Memiliki beberapa sumber panghasilan. Pasutri hrs saling dukung nih ya untuk pnya penghasilan tambahan misal suami sdh pnya gaji utama untuk operasional rumah tangga, ya mungkin istri bantu2 dari hobi yg produktif menghasilkan sesuatu jika kegiatan istri sbgai irt. Jadi saling backup ya karena kebutuhan jmn now spti deret ukur palagi yg sdh pnya buah hati hehehe..
Kalau kami, ada sumber pendapatan kecil-kecil tapi beberapa, lebih ke perasaan aman menjalani hari saja sih Mba.
Dana darurat ini sepertinya penting dan harus disiapkan. Untuk kebutuhan tak terduga dan tiba-tiba.
Betul Mas. Dana darurat nih yang sering pos-nya kesabet buat dipakai duluan, padahal penting banget.
Sebagai pegawai swasta, mempersiapkan dana pensiun adalah salah atu prioritas perencanaan keuangan kami. Agar dimasa pensiun nanti kehidupan kami tetap dalam keadaan baik.
Bener banget mba, persiapan pensiun ini super penting. Selain biar tetap mandiri, setelah pensiun tidak terlalu drop cash flow-nya.
Nice share yaa Mas Ari… penting banget emang nih perencanaan keuangan bagi keluarga muda. Kemaren di CNN ada pembahasan kaya gini juga, tips no 6 ditekankan banget sm financial planner yg ngomong.
Thanks mbak. Yok sama-sama menerapkan tips ini, karena aku belum banyak nerapin 🙂
Ih keren sangat rencananya kakak. Semoga semua rencananya bisa terwujud ya, kak. Saya masih belum maksimal dalam mewujudkan rencana keuangan, masih serba pas. MasyaAllah ☺
Aamiin. Akupun belum bisa menerapkan banyak mbak… 😀 🙂
rencanaan keuangan keluarga bisa berlangsung lancar juga dengan komunikasi yang baik antar pasangan. pasalnya, masing-masing individu suami maupun istri bisa punya rencana yang mungkin sangat berbeda.
Seringkali komunikasi menjadi hambatan.
Menurut pengamatan awam aku mba, komunikasi menjadi hambatan salah satu penyebab utamanya adalah saat memutuskan menikah, keduanya belum mengenal pasangan dengan baik mba.
menurutku tips ini juga bisa buat yang belum menikah bang, sehingga nanti saat sudah menikah udah lebih siap dan gak perlu lagi bingung.. CMIWIW hidup jomblo
Bener banget Mba. Untuk yang belum menikah pun juga musti menyisihkan pendapatan ke pos-pos penting, supaya hidup tidak hanya gaji bulan ini habis hilang bulan ini tanpa bentuk investasi.
Untuk asuransi jiwa, kesehatan, sampai pendidikan ini sebenernya penting banget yah. Tapi sejak ada dua perusahaan asuransi yang collaps trus dana orang tua saya yang kebetulan ada di sana gabisa dicairkan jadi takut untuk memulai ikutan asuransi. Padahal di luar negeri asuransi seperti ini sangat bermanfaat,baca dari berbagai buku hampir setiap orang punya asuransi. Hmm
Iya, musti hati-hati banget dalam memilih penyedia jasa asuransi ya Mba.
Terkait dana darurat – Poin 7 ini, saya baru tau dua tahun lalu. Sejak itu di siapkan. Nah dah sebulan ini saya pakai. Semoga ga sampe 7 bulan pandemi ini hehe
Iya Mas. Dana darurat ini penting, biar cuma 100rb per bulan juga perlu disisihkan.
Hmmm Selama ini uang gaji tiap bulan cuma masuk rekening tanpa pernah kepikiran untuk membuat perencanaan keuangan. Tapi setelah membaca tulisan ini jadi tahu kayaknya merencanakan keuangna memang penting. Kayaknya saya harus mulai dari sekarang.
Minimal, menabung 20-30% di awal gajian itu langkah minimal banget sih mba kalau ngga bisa mengatur sedetail ini. Aku juga belum bisa praktek semuanya 😀
Wah kalo semua sudah dilakukan, tenang banget ya, artinya perencanaan keuangan keluarga telah berhasil diterapin dengan baik.
Saya sih ada beberapa yang sudah berhasil diterapin, meskipun gak plek banget kayak di artikel ini, wkwkwkwk…
Nice sharing Mas…!
Yang disampaikan ini teori yang sudah teruji, tetapi memang aku pun belum bisa memenuhinya, Mas 😀
Betul mas, dalam membina hubungan rumah tangga benar-benar direncanakan dgn matang, termasuk masalah keuangan.
Transparan dalam keuangan antara kedua belah pihak sangat penting untuk masa depan.
Iyaaa… transparan penggunaan anggaran rumah tangga itu bikin adem.